Sedangkan kelemahan dalam penggunaan proxy dalam sebuah peperangan salah satunya adalah proxy bisa saja membelot dan bertindak di luar kesepakatan awal dengan negara sponsor.
Beberapa contoh real dari penggunaan proxy dalam peperangan adalah dalam konflik Iran dan Arab Saudi yang juga dikenal dengan perseteruan Sunni dan Syiah yang bermula ketika terjadinya Revolusi Islam Iran pada 1979 yang dipimpin oleh seorang Imam Syiah, Ayatollah Khomeini.Â
Pemerintah Saudi yang beraliran Sunni khawatir bahwa Iran akan mengekspor nilai-nilai revolusinya dan membangkitkan perlawanan rakyat untuk menggulingkan raja Saudi seperti halnya yang terjadi pada rezim Shah Reza Pahlevi di Iran. Dalam memperjuangkan tercapainya kepentingannya ini, kedua negara kemudian menjadikan pihak-pihak yang sedang berseteru di negara-negara Timur Tengah lain yang lebih kecil sebagai 'pion' mereka.
Yaman, adalah salah satu negara konflik yang menjadi arena pertempuran kepentingan kedua negara superpower di Kawasan Timur Tengah tersebut. Yaman sendiri dihuni oleh 65% Islam Sunni dan sisanya beraliran Syiah.Â
Konflik di Yaman meletus ketika terjadi ketika terjadinya peristiwa Arab Spring pada tahun 2011. Masyarakat Yaman melakukan protes terhadap Presiden Ali Abdullah Saleh yang beraliran Sunni dengan tuduhan melakukan korupsi dalam pemerintahan. Protes paling besar dilakukan oleh kelompok pemberontak Syiah bernama Houthi, yang dipimpin oleh Abdul-Malik Al-Houthi.
Houthi yang memang telah terlibat peperangan dengan pemerintahan yang dipimpin Saleh selama bertahun-tahun dalam upayanya untuk mengambil alih kekuasaan di Yaman pada akhirnya berhasil menggulingkan Saleh yang digantikan oleh wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi yang juga beraliran Sunni pada November 2011.
Melihat tujuannya belum tercapai, Houthi tidak tinggal diam, mereka terus mengganggu jalannya pemerintahan dengan menduduki beberapa wilayah hingga berhasil menduduki ibukota Yaman, Sana'a dan mulai bergerak menuju Aden, tempat dimana Hadi berada. Hadi kemudian melarikan diri ke Arab Saudi setelah Houthi berhasil menduduki bandara Aden.
Kemajuan Houthi dipandang sebagai sebuah ancaman untuk Saudi karena mereka meyakini bahwa Houthi didukung oleh Iran. Dugaan ini diperkuat oleh bukti bahwa senjata yang digunakan Houthi untuk menyerang fasilitas minyak Saudi merupakan senjata produksi Iran. Iran sendiri mengakui bahwa mereka mendukung Houthi dalam upayanya menguasai Yaman namun mereka mengingkari keterlibatannya secara militer.
Saudi kemudian mulai melakukan blokade laut dan udara terhadap Yaman, yang dilanjutkan dengan melakukan intervensi militer bersama negara-negara koalisinya pada tahun 2015 dengan melakukan serangan udara untuk mencegah Houthi yang berupaya mengambil alih pemerintahan. Dukungan yang diberikan Saudi kepada pemerintahan Hadi ini dikarenakan Saudi ingin memastikan bahwa Yaman yang berbatasan langsung dengannya diperintah oleh pemerintahan yang beraliran Sunni.
Contoh lain dari proxy war adalah keterlibatan Amerika Serikat dan Rusia dalam konflik internal Ukraina pada tahun 2014 antara pemerintah Ukraina melawan kelompok separatis di wilayah Timur Ukraina seperti di Donetsk dan Luhansk.Â
Pada saat itu, Rusia mendukung dan mempersenjatai kelompok pemberontak pro-Rusia tersebut untuk mendeklarasikan kemerdekaannya dan memisahkan diri dari Ukraina, sedangkan Amerika Serikat mendukung pemerintah Ukraina untuk menumpas para pemberontak tersebut.