Mohon tunggu...
rahmat supana
rahmat supana Mohon Tunggu... wartawan -

wartawan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Awas! Jebakan Batman di Pintu Masuk Stasiun Bogor

22 November 2015   09:43 Diperbarui: 22 November 2015   11:59 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PETUGAS KEAMANAN DI MANGGARAI TIDAK SIMPATIK DAN KASAR

SURAT TERBUKA UNTUK KEPALA STASIUN BOGOR, MANGGARAI, DAN SENEN

 

Kepala Stasiun YTH.

Saya pelanggan Commuter Line, setiap hari menggunakan kereta dengan kartu Commet Multi Trip  nomor 1001 0613 0204 2982. Sabtu, 21/11/2015 saya menggunakan kereta ke Jakarta untuk bekerja. Seperti biasa, saya bisa masuk dengan menggunakan kartu ini, sekalipun awalnya sulit sekali melihat tanda hijau setelah beberapa kali Tap kartu. Sampai di Depok, karena suatu keperluan, saya ijin kantor untuk tidak hadir. Ada keperluan penting mendadak di Bogor. Saya kembali ke Bogor, keluar kembali melalui pintu Bogor. 

 Petang harinya, seusai Maghrib, sekira jam 18.30 an, saya kembali ke Jakarta untuk mengantar anak saya, ke stasiun senen. Saat itu KRL sedang bermasalah. Anak saya beli tiket commuter line single trip. Saya kembali tap kartu, tidak bisa masuk. Tidak ada warning di display pintu. Tiba tiba ada petugas, men-tap kan kartu buat saya. "Bapak seharusnya sudah masuk. kelamaan." Begitu kata petugas dipintu masuk. Saya masuk ke kereta naik KA di jalur enam. Saat itu mau masuk kereta sulit sekali, karena ada perbaikan. Dari penumpang yang keluar dan masuk saling bertubrukan. Crowded gak karuan. Nyaris gak bisa masuk. 

Sesampainya di Manggarai, saya mau keluar, tetapi tidak bisa. Saya ditanya dengan sangat ketus oleh petugas,"Bapak masuk dari mana?" saya bilang dari Bogor."

"Kenapa kok bisa masuk?" kata petugas itu lagi.  Buat saya ini pertanyaan konyol. Saya masuk karena punya kartu. "Dia tanya lagi, seharusnya gak bisa masuk. Karena bapak gak bisa keluar."katanya lagi petugas kemudian mengerubungi saya. Termasuk seorang Anggota TNI.

Saya bilang," saya memang tadi dibantu oleh petugas masuk, karena kartu saya ditap gak bisa bisa."

"Ayo bapak masuk," kata tiga petugas di manggarai dengan mata melotot.

Di dalam ruangan saya disidang layaknya seorang maling. Dituduh memaksa masuk. Saya diminta bayar suplisi Rp 50 ribu rupiah. Saya menolak, karena merasa tidak bersalah. Petugas yang memberi saya ijin masuk kereta. Saksi mata anak saya sendiri. karena saat itu saya berdua anak saya. 

Seorang petugas kemudian mencek kartu saya melalui komputer yang saya kira online dengan seluruh pintu di semua stasiun. 

Di sini baru terlihat jelas. Ternyata saldo kartu saya hanya 10.800 rupiah, sejak tadi siang. Hanya karena tidak terdisplay di pintu, maka saya tidak tahu kalau kartu itu sudah harus diisi ulang. Herannya, saya bisa masuk. Di sana terekam saya sekitar 7 kali ngetap, dan akhirnya bisa masuk. Dengan membentak, petugas menyalahkan saya, memaksa masuk. Kemudian dia memperagakan bapak pasti memaksa masuk. Saya bilang bagaimana caranya saya memaksa masuk? ada petugas di sana.

Dia kemudian membawa saya keluar stasiun dan menunjukkan kalau pintu kereta itu terus didesak, maka tetap bisa masuk, dengan agak tersendat. Saya mengakui memang saat itu agak tersendat. Cuma saya kira karena ada masalah di pintu bukan masalah di kartu. Karena saya tidak bisa melihat jumlah uang di dalam kartu. 

Setelah itu, petugas itu tetap marah marah, dengan mengatakan saya memaksa masuk. sementara saya sama sekali tidak merasa memaksa. Saya memang mendorong. Karena untuk masuk memang harus mendorong pintu itu ke arah dalam. ZDan masuk.

Saya masih dikerubuti oleh petugas dan seorang anggota TNI. Kemudian Anggota TNI itu membentak saya. Dia bilang tidak mungkin bisa masuk kalau tidak memaksa. Saya bilang saya sudah msauk stasiun itu sejak siang hari. Dan keluar masuk pintu stasiun menggunakan kartu saya. Saya tidak mengetahui kalau dana di dalam kartu itu tidak cukup. Karena selama bisa masuk, berarti dana itu cukup.  Biasanya kalau dana kurang, kita tidak bisa masuk. dan petugas bilang harus diisi ulang. Hari ini itu tidak terjadi. Saya dipersilakan masuk

Karena saya berdiskusi dengan petugas tetap menyalahkan saya memaksa masuk dengan dana yang kurang, maka saya tetap diharuskan membayar dana suplisi sebesar 50 ribu rupiah. Karena anak saya harus ke Yogyakarta, dan waktunya mepet. Akhirnya saya menyetop diskusi dengan petugas dengan tak kalah gertak, berapa suplisi nya, saya bayar (dalam hati MAKAN TUH duiiit}. Saya kesal karena seharusnya kita tidak perlu didenda kalau alat di pintu masuk kereta berfungsi sempurna. Apalagi ini ada bukti saya masuk diijinkan petugas.

Setelah anak saya pergi ke Yogya, saya bermaksud mengisi ulang kartu commet. petugas yang melayani tiket bilang kartunya kana suplisi. Saya bilang sudah bayar. Saya tunjukkan buktinya. Dia bilang," maaf pak, saya baru disini, tidak bisa mengisi ulang kartu yang kena dena suplisi." Lo, maksudnya apa ini?? saya makin tidak mengerti dengan kerja PETUGAS KERETA COMMUTER LINE. Nyebelin banget. Gak Profesional sama sekali. Saya kira perlu pembenahan di Stasiun Bogor, Manggarai dan Senen. Kok orang orang tidak becus ditugaskan buat jadi ujung tombak pelayanan Commuter Line?? Aneh sekali. 

 

 

Yang saya permasalahkan:

1. Perlakuan kasar petugas di Stasiun Manggarai, yang seperti mengeroyok konsumen, dan menginterogasi layaknya maling yang masuk stasiun.

2. Kesalahan tidak dari saya. Saya terbiasa naik Commuter Line dan jika kurang saldo, membeli ke loket. Selama ini tidak ada masalah dengan display di pintu masuk, sehingga kita tahu kekurangan saldo

3. Soal suplisi 50 ribu seharusnya tidak berlaku dalam kasus ini, karena saya diperkenankan masuk oleh petugas, silakan dicek di komputernya dan saksi mata anak saya yang juga membeli tiket ke Manggarai dengan menggunakan kartu single trip.

4. Jika dlihat dari rekaman di komputer milik stasiun manggarai, saya mencurigai adanya kerusakan di pintu masuk kereta Bogor. Karena berulang kali saya tap tidak masuk, tapi akhirnya masuk. saya juga bisa keluar dari pintu Bogor Sabtu siang itu.

5. Saya menuntut Kepala Stasiun BOgor, Manggarai dan Senen untuk memohon maaf. Karena kesalahan alat yang dimiliki stasiun mengakibatkan konsumen merugi. Bukan hanya diminta bayar suplisi yang seharusnya tidak perlu, karena saya bisa isi ulang. Juga dimarahi petugas keamanan dengan cara yang kurang simpatik. Kasar dan keroyokan. 

6. Saya tidak tahu, apakah ini kebodohan saya, atau kebohan petugas commuter line. Karena dari rekaman kejadian yang ada, semestinya kesalahan bukan dari pihak konsumen. Tetapi dari pihak Commuter Line. Pertama, karena saya tidak bisa lihat display berapa dana yang tersedia. Kedua, saya tidak menyadari kalau bisa masuk dengan cara mendorong pintu. Seharusnya hanya kartu yang dananya cukup tetapi ternyata tidak. Tanpa kartu pun, pintu bisa didorong dan penumpang masuk. Ini sebenarnya seperti jebakan batman. 

7. Di stasiun senen, petugas tidak tahu cara mengisi ulang kartu yang sudah kena denda suplisi. Padahal, saya sudah bayar denda suplisi. Tapi tetap tidak bisa menggunakan kereta dengan kartu commet. Beruntung saya masih punya kartu BRIZZI, sehingga tidak perlu menunggu petugas itu. Profesionalisme petugas dimana??

8. Petugas seharusnya berlaku bijak. Lihat lihat kasus. Tidak kerja seperti robot. Karena kalau kita masuk tanpa kartu atau dana kurang bisa di denda suplisi hanya itu saja yang diikuti. Tanpa bisa memahami mengapa itu bisa terjadi. Petugas seharusnya berterima kasih pada saya yang dengan jujur memberitahu semuanya. Sejak saya masuk dari siang hari hingga petang hari. Saya keluar masuk stasiun kereta dengan dana sebenarnya tidak cukup, tanpa saya sadari, karena persoalan tidak bisa melihat jumlah dana di pintu masuk, dan bisa masuk dengan hanya mendorong pintu itu. Ini juga bisa jadi masukan buat Commuter Line bahwa pintu masuk anda itu tidak save. Tidak aman. Bisa merugikan konsumen.

Apa ini disengaja? Kalau disengaja untuk mengeruk keuntungan, ini menurut saya sebuah upaya tidak sehat dari petugas. Namun, jika ini memang bukan disengaja, harusnya pintu itu bisa diperbaiki. Orang tidak dengan mudah bisa masuk ke dalam stasiun jika tap tidak berhasil. Dan itu harus dipastikan. Kecuali petugas atau commuter line mau ambil keuntungan dari kesalahan konsumen. Karena dengan masuk tanpa kartu atau uangnya kurang, bisa di denda suplisi Rp 50 000. Bayangkan jika ada 1000 orang yang kena masalah seperti ini?? tinggal mengalikan saja. Bayangkan kalau kejadian itu terjadi setiap hari. Jangan sampai celah ini dipake untuk mencari celah keuntungan pribadi. Semoga itu tidak terjadi. Jika terjadi, sungguh memprihatinkan. Mohon peristiwa ini menjadi perhatian.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun