Teori perkembangan sosial dan kognitif dari Lev Vygotsky dan Jean Piaget sangat berpengaruh dalam bidang psikologi pendidikan dan perkembangan anak. Meskipun keduanya memiliki pandangan yang berbeda mengenai cara perkembangan terjadi, keduanya sama-sama menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembentukan kognisi dan perilaku anak. Berikut penjelasan mengenai teori perkembangan sosial dan kognitif menurut kedua tokoh ini.
1. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang psikolog asal Swiss yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan kognitif anak. Piaget berpendapat bahwa anak-anak berkembang melalui serangkaian tahapan yang terstruktur dan universal dalam hal cara mereka memahami dunia. Menurut Piaget, kognisi berkembang melalui interaksi anak dengan lingkungan mereka dan proses adaptasi yang melibatkan dua konsep utama: asimilasi dan akomodasi.
 Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak terjadi dalam empat tahap utama:
1. Tahap Sensori-Motor (0-2 tahun):
  Pada tahap ini, anak belajar tentang dunia melalui indera dan tindakan motoriknya. Anak mulai memahami konsep objek yang ada secara permanen (object permanence), yaitu pemahaman bahwa benda tetap ada meskipun tidak terlihat. Tahap ini juga merupakan dasar bagi perkembangan kognitif lebih lanjut.
2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun):
  Anak mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir simbolis, seperti melalui permainan imajinatif dan bahasa. Namun, pada tahap ini, anak masih belum dapat melakukan operasi mental yang bersifat logis, seperti berpikir secara terbalik atau mempertimbangkan sudut pandang orang lain (egosentrisme). Anak juga kesulitan dalam memahami konsep konservasi, yaitu pemahaman bahwa kuantitas tetap sama meskipun bentuk atau penampilannya berubah.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun):
  Pada tahap ini, anak mulai dapat berpikir secara logis tentang objek dan peristiwa konkret. Mereka mulai mengerti konsep-konsep seperti konservasi, klasifikasi, dan urutan. Anak dapat melakukan operasi mental, tetapi hanya dengan objek yang konkret atau nyata. Pemikiran abstrak masih terbatas.