Mohon tunggu...
RANTO NAPITUPULU
RANTO NAPITUPULU Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Otodidak

Saya bukan sastrawan. Hanya seorang penulis otodidak yang suka bercerita tentang banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Sepanjang Perjalanan Semarang-Jakarta

14 Maret 2024   22:26 Diperbarui: 15 Juli 2024   10:12 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

di jakarta
batu-batu menangis juga
melihatmu berjoget bagai badut paling jenaka
padahal di dalam rohmu ada roh aswatama
yang menghalalkan segala siasat demi tahta

berhentilah berjoget tuan
menyuguhkan lelucon tak bermakna
sebab tuan hanya memasak pepesan tak berisi apa-apa
sudah lama kami mengais tanah demi mengusir rasa lapar
sudah lama kami mendengar berita
kalau tuan hanya akan berjalan dari satu ruang ke ruang lainnya saja
menggagas siasat bagaimana cara
agar emas di lumbung leluhur tuan tetap bertambah

batu-batu menangis di perempatan jalan jakarta
melihat bocah-bocah tengadahkan tangan
mendengar perempuan belia memeluk perutnya
setelah dirudapaksa para bangsat berhati laknat.

aku tak mau membuka mata
aku mau buta saja
tak mau melihatmu berjoget seperti badut paling jenaka

**

Desember 2023

5. batu-batu bertanya

di stasiun jatinegara
aku mendengar batu-batu bertanya
dimanakah kini nisan mereka
orang-orang yang dijemput sekawanan orang bersenjata

turun dari kereta
aku mendengar langit jakarta berkata
mereka sudah di rumah bapa
tetapi batu-batu masih juga bertanya
siapakah yang kasih perintah melepaskan peluru senjata
kepada orang-orang berikat kepala
di kampus trisakti jakarta (?)

aku tak tahu menjawab apa
apakah mata harus diganti mata
darah ditebus darah
atau tragedi itu kita lupakan saja?

aku menutup mata
duduk menghadap batu-batu yang masih bertanya.

**

Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun