"saya melihat potensi dalam dirimu sungguh sangat luar biasa. Dari perspek saya, anda akan menjadi seorang bintang besar" ungkap Boris
"hah? Mana mungkin, Pak Boris ini hanya bisa membuat saya tertawa dan berhalusinasi saja" kataku sambil menggaruk kepala
"Apa kamu mau bermain di Liga milik saya? Saya sangat membutuhkan pemain dengan bibit-bibit emas" tanyanya dengan tatapan yang serius terhadapku
"hmm. Maaf, sebelumnya saya dan bapak tidak pernah ketemu dan tidak tau satu sama lain" kata ku
"baiklah, kamu ambil saja ini identitas saya" kata boris sambil menyerahkan kartu pengenal dan Perusahaan liga nya.
"tapi, apakah hidup saya bisa terjamin jika bergabung kesini?" tanya saya
"Tentu, kamu juga boleh membawa orangtuamu. Bahkan saya pastikan kamu akan hidup dengan kemewahan" Ucapnya sambil berdiri meninggalkan ku sambil melambaikan tangan dan segera menjauh serta mengeluarkan Handphone yang ada disakunya. Â
      Akupun terpana dengan ucapan terakhirnya. Aku segera memberitahu ibuku. Namun, ibuku mengatakan bahwa ia tak bisa ikut sebelum ayahku pulang dan menerima kabar dari ayahku. Akan tetapi, ibuku sangat setuju dengan yang ku impikan, yaitu menjadi seorang bintang. Akhirnya dengan berat hati, aku pun berangkat dengan persediaan dan simpanan barang yang telah diberikan oleh ibuku. Aku pun pergi dari Bandung ke Jakarta melalui kereta.
      Ketika aku berada di Jakarta aku sangat terpana dengan gedung-gedung pencakar langitnya yang sangat mengagumkan. Selanjutnya, tak lama aku pun sampai di tempat milik Pak Boris. Pak Boris segera menyambutku sekaligus tour tempat-tempat yang ada disekeliling itu.
"untuk urusan sekolah dan hal lainnya akan diatur. Itu sangat mudah bagi kami. Kamu dan yang lain akan mendapatkan fasilitas yang layak. Itu sudah saya jamin, sesuai dengan yang saya bilang di awal" kata Boris
"siap pak" jawabku