Mohon tunggu...
Rantika Sekar Nandira
Rantika Sekar Nandira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 12 Mipa 3 | Absen 26

Ditunggu yah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pernah Sama Namun Berbeda

27 Februari 2022   11:12 Diperbarui: 27 Februari 2022   11:16 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Akhirnya aku pun menyantap habis hidangan yang telah disediakan tanpa tersisa sedikitpun. Ibuku sering memberikan suatu pesta makan seperti ini ketika aku selesai berlomba, kejutan ini memang lah kecil. Namun, sebuah yang special bagi hidupku dan berarti.

"sok gera bobo, isuk sakola dendy teh. Komo senen isukan teh. Geus we nu beberes ie mah, ku mamah we (ayo segera tidur, besok dendy sekolah. Apalagi besok itu hari senin. Udah aja yang beres-beres ini, biar sama mamah saja)" kata ibuku

"gapapa mah, dendy ingin bantu mamah. Biar bisa mempermudah" jawabku

"gapapa- gapapa. Ayo tidur aja, kamu dengan serius sekolah. Kamu mendapatkan sebuah hasil di sekolah juga itu udah buat mamah dan bapa kamu bahagia. Kamu juga selain ingin jadi pemain bola harus bisa pinter akademik, biar kamu bisa menikmati semua kehidupan ini" ungkap ibuku dengan nada yang serius.

            Akhirnya aku pun pergi ke kamarku dan merenungi ucapan ibuku yang sangat mengharapkanku. Lalu, dengan itu dan di hari itu aku benar-benar bertekad untuk mencapai segala keinginanku. Aku mulai bangun subuh dan lansung beraktivitas dengan sangat aktif seperti melakukan olahraga, membaca buku yang dapat mengubah mindset, dan hal yang lain yang lebih baik setiap harinya.

            Akhirnya dalam waktu 3 bulan hasilnya mulai terlihat sedikit demi sedikit, yaitu aku mendapatkan nilai yang tinggi dalam kelas, aku bisa cepat mengerti materi, aku pun mulai jauh lebih disiplin dari sebelumnya. Ini adalah sebuah anugrah yang diberi oleh sang Maha Kuasa. Namun, yang namanya hidup tak luput dari sebuah ujian dan tantangan. Ayahku menghilang ketika sedang bekerja di pertambangan dan ibuku jatuh sakit. Duniaku benar-benar terasa sangat hancur.

            Saat aku akan pergi ke rumah Jaka untuk mengerjakan tugas kelompok, aku tertabrak mobil ketika menyebrang jalan. Bisa di kata, aku ini tertabrak lari yang menyebabkan kedua kaki ku patah sehingga aku harus rehat untuk beberapa waktu dari bola. Ini merupakan ujian yang sangat berat. Namun, setelah 2 hari kejadian itu. teman-teman sekelas ku mendatangi ku untuk menjenguk ku sebagai sebuah perhatian. Aku sangat bangga mempunyai teman yang di kala susah dan senang dapat membantu.

            Walaupun diriku sedang jatuh parah bak tertimpa tangga, aku tetap melanjutkan sekolah dan aktivitas ku yang sudah melekat pada karakterku. Sholat wajib dan sunnah tidak pernah terlewat. Aku yakin Allah akan membantuku, ujian ini memang lah berat. Akan tetapi, suatu hari hasilnya akan menjadi sebuah perhiasan di tengah telaga.

            Pada suatu hari aku benar-benar bosan, aku memutuskan untuk menyimpan tongkatku di pinggir lapangan dan segera mengambil bola dan membuat beberapa gerakan yang membuat seorang pria misterius terus memerhatikan ku sambil merekamku. Tak lama dari itu, ia lansung mendekatiku dan mengajakku untuk berbicara di tempat duduk di pinggir lapang.

"perkenalkan nama saya Boris Wisdom dari Jakarta" kata Boris sambil tersenyum

"iya. Perkenalkan juga nama saya Dendy dari Gembol" jawabku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun