Mohon tunggu...
Rantika Anggraeni
Rantika Anggraeni Mohon Tunggu... Freelancer - Random people

Do with Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikmah Bersedekah dari Seorang Driver

3 Desember 2019   19:04 Diperbarui: 3 Desember 2019   19:16 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih di zaman ini yang tidak mengenal suatu aplikasi yang sangat populer eksistensinya dalam bidang transportasi, jasa mengantar makanan, barang, sewa kendaraan roda empat, belanja bulanan, tiket film dan fitur-fitur layanan lainnya yang ditawarkan.

Yap aplikasi ini bernama "Grab" sebuah aplikasi yang sangat multifungsi #AplikasiUntukSemua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terutama bagi saya seorang pelajar yang harus pandai-pandai dalam mengelola keuangan harian. sebab aplikasi ini dalam penggunaan setiap saatnya, #SelaluBisa memberikan promo-promo yang menarik untuk tidak dilewatkan.

Dari tahun ke tahun sejak saya berada pada zaman Sekolah Menengah Atas, aplikasi ini terutama dalam fitur yang paling sering digunakan yaitu Grab bike, selalu menemani hari-hari saya untuk mengantarkan kesana kemari menemani kehidupan saya disebuah kota yang terletak di Jawa Barat.

Dalam perjalanan yang saya lalui tentu saja tidaklah semudah, dan lancar seperti akses teknologi di Ibu kota lainnya. Saya yang bertempat tinggal di sebuah kota yang letaknya paling timur di Kota Bandung, harus pandai-pandai memberi informasi terhadap driver jika tujuan yang dituju yaitu rumah saya belum ramah terhadap teknologi dan perkembangan transportasi online.

Benar, yaitu "ojek pangkalan", sebuah komunitas yang belum dapat beradaptasi terhadap teknologi keluaran terbaru ini. Mereka menganggap bahwa pembaruan ini dinilai dapat mempengaruhi atau mengurangi pendapatan rezeki mereka. Sehingga hingga saat ini di daerah saya masih belum toleransi terhadap sistem ini.

Komunitas ini melarang masuknya grab bike ke wilayah mereka, driver hanya diberi batas transit mengantar di muka jalan utama. Yang kemudian penumpang harus melanjutkan perjalanannya menggunakan jasa transport ojek pangkalan tersebut.

Namun hal tersebut berlaku bagi driver grab yang menggunakan atribut mulai dari helm, jaket dan tampilan yang lengkap sebagai driver ojek online. Jadi setiap kali saya memesan dengan tujuan rumah, saya selalu memberi informasi mengenai hal tersebut sehingga ojek online tidak mengenali saya sebagai penumpang ojek online. Pun bahkan driver grab di kota ini sudah memiliki komuntas besar sehingga mereka sendiri sudah mengetahui mana saja daerah yang belum ramah terhadap transportasi online ini.

Dalam himbauan tersebut saya memiliki pengalaman, ketika saya pulang sekolah saya memesan grab bike dengan tujuan rumah saya tentu saja menggunakan promo potongan biaya perjalanan yang sudah saya tambahkan sebelum memesan. tidak selang lama hanya beberapa menit akhirnya saya mendapatkan driver, kemudian saya tunggu driver tersebut. Setelah saya melihat-lihat di sekitar gerbang sekolah dan mencocokan plat nomor yang saya lihat di handphone. kemudian saya terkejut ketika melihat driver yang saya dapatkan menggunakan atribut lengkap.

Driver grab : " atas nama Rantika Anggraeni de ? Tujuan ke cilengkrang ?

Saya :" iya pak, betul."

 Saya berasumsi ketika driver menyebutkan nama daerah yang dituju (rumah saya) dari raut wajahnya, ia tidak menampakan sebuah penyesalan atas orderan yang diterimanya. Saya pun langsung diberikan helm berwarna hijau berlogo grab olehnya. Kemudian saya menggunakannya dan berangkatlah kami ke tujuan.

Tidak banyak obrolan yang kami bincangkan di perjalanan hanya sebuah nasihat seperti layaknya pertanyaan orang tua kepada anaknya, seputar akan melanjutkan kemana setelah lulus SMA dan sebagainya.

Karena perjalanan terhitung cukup jauh kurang lebih mencapai 30-40 menit. Sedangkan obrolan sudah di tutup. Diperjalanan saya hanya menggumam, " ini gimana nanti pas di ojek kalo di pegat (berhentikan) mang drivernya", "gimana kalo disuruh turun terus harus naik ojeg sedangkan uang hanya pas-pasan".

Pemikiran tersebut selalu memenuhi benak saya, hingga pada akhirnya beberapa meter sebelum tiba di muka jalan tempat ojeg pangkalan mangkal. Saya memberi tahu bapak driver mengenai atribut seperti jaket dan helm yang saya gunakan.

Saya : "Bapak kan nanti lewat cilengkrang, gimana kalo helmnya disimpan aja, sama atribut jaket nya di lepas dulu aja.

Driver : Oh gitu neng?, iya boleh kita melipir dulu ( dengan nada bicara dan raut wajah yang santai ketika saya melihatnya di kaca spion"

Setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan, hingga pada waktu yang saya cemaskan tiba. Saya terkejut benar benar benar terheran. Ketika bapak driver berhenti di depan gerombolan ojek pangkalan lalu melaporkan dirinya sebagai seorang driver ojek online.

Driver: " Punten kang, Abdi grab bade ngajajap ka lebet wios ?"

       (permisi kang, saya grab mau mengantar ke tujuan apakah boleh)

Perwakilan ojek pangkalan : " Teu bisa! Nepi dieu weh." (tidak bisa sampai sini saja)

Kemudian bapak driver menyuruh saya turun dan melanjutkan perjalanan menggunakan ojek pangkalan. Ketika itu saya bingung,. ketika saya turun dan hendak beralih menggunakan ojek online. Terjadi percakapan kembali antara driver dan ojek pangkalan.

Driver : " kang punteun, abdi bade ngiring ngajajap na dugi kaluhur kanggo ngabereskeun orderan iyeu," (kang maaf, saya mau ikut ke atas untuk menyelesaikan orderan ini)

Ojek pangkalan : " Nya sok we"(iya boleh saja)

Berangkatlah saya menuju daerah rumah dengan diikuti oleh driver Grab tersebut, sempat saya berpikir, " ini gimana bayarnya nanti 2 ojek ini"Karena jarak yang dapat di tempuh hanya kurang lebih 4 menit. Kemudian saya turun dan saya menampakan wajah bingung kepada driver grab, seketika itu ia menyuruh untuk saya membayar driver ojek pangkalan tersebut. Setelah ojek pangkalan menerima kemudian ia langsung bergegas meninggalkan tempat tersebut.

Saya langsung menghampiri driver grab dengan berkata." bapak ini gimana bayarnya uang saya tinggal segini,?" ga cukup" dengan wajah yang memelas kepada driver grab tersebut.

Jawaban yang tidak diduga lah yang saya terima dari driver grab tersebut seperti ini " iya neng ga apa-apa seadanya saja, terima kasih neng udah order, maafin tadi jadi repot di depan, saya mah cuma ga pengen ribut aja neng kalo ketahuan, lagian besar kecilnya rezki mah udah Allah yang nentuin, bisa jadi memang itu rezekinya mang ojek pangkalan juga saya mah niatnya sedekah aja kalo itu benar rezeki saya, mungkin rezeki saya hari ini ya nganter eneng dengan pendapatan sekian, daripada saya tidak dapat orderan sama sekali, lagian kan saya nantinya dapet gaji juga dari grab"

setelah saya mengerti akan maksud bapa tersebut saya membalas nya dengan kalimat terimakasih yang sebesar-besarnya juga maaf atas sikap saya sebelumnya. Kemudian driver pamit meninggalkan saya untuk mencari orderan selanjutnya.

Sesampainya dirumah sebari saya menilai perjalanan tadi dan mengucapkan terimakasih kembali sebagai kritik dan saran seusai perjalan saya langsung menceritakan pengalaman saya terhadap mama saya dan kami sangat mengapresiasi juga mendoakan bapak tersebut, agar selalu dikuatkan fisiknya dalam mencari rezeki, dipanjangkan umurnya, dan diluaskan rezekinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun