Mohon tunggu...
Ranoldus Tangke
Ranoldus Tangke Mohon Tunggu... -

Seorang yang senang menulis, fotografi, dan bermusik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persimpangan

27 Juli 2016   16:01 Diperbarui: 27 Juli 2016   17:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Doc. Pribadi

          Kata mereka semakin banyak yang mendoakan dan semakin sering maka dua garis pada nama dapat dihapus serta semakin cepat pula menuju surga. Benar juga. Saya melihat ada beberapa orang yang baru tiba di sini. Sama seperti saya, mereka disuruh menunggu namun tidak lama setelah itu mereka dipersilahkan masuk. Saya melihat yang mendoakan mereka rata-rata lebih dari seratus orang dan secara terus menerus. Beberapa saat setelah itu, ada beberapa roh lain yang menuju gapura neraka. Lalu mereka ditendang masuk dan menghilang.

          “Mengapa mereka cepat sekali masuk neraka?”

          “Itu karena mereka melakukan korupsi, intoleran, dan rasis. Perbuatan itu sama saja dengan membunuh seseorang. Menurut penilaian di surga, itu lebih kejam. Karena dengan melakukan itu, mereka sama saja merampas kebebasan orang lain. Kebebasan adalah bagian dari kehidupan juga. Jadi, orang lain menjadi ‘mati’ sebelum waktunya.”

                                                              ***

          Oh iya, bagi kalian yang penasaran mengapa saya sampai tertahan di sini, jadi ceritanya begini...

          Kata orang, saat kita meninggal kita akan ditanya oleh malaikat. Saat ditanya itu kita akan menjawabnya bukan dengan menggunakan otak tetapi dengan roh. Maka, saya menjawab semua pertanyaan malaikat dengan menggunakan roh tentunya. Pertanyaan pun mulai diajukan.

Pertanyaan pertama: Seberapa menyenangkannya sikapmu di hadapan orang lain? Dan apa buktinya?

Saya: Oh... jangan salah, saya punya banyak sanak-saudara dan teman. Mereka menyayangi saya, tetapi belum tentu sebaliknya. Mereka selalu membantu saya, tetapi saya agak malas membantu mereka. Takutnya saya malah dimanfaatkan oleh mereka. Mereka selalu menerima kekurangan saya, tapi saya tidak suka jika mereka memalukan. Mereka haruslah sama dengan saya.

Pertanyaan kedua: Mengapa di lingkungan pergaulanmu semuanya golongan kelas menengah ke atas?

Saya: Saya harus pilih-pilih dalam bergaul. Saya tidak bergaul dengan orang-orang di luar dari golongan itu, karena mereka jorok, memalukan, miskin, dan bodoh. Kata “tidak level” terlalu jahat kalau saya pakai, jadi begitulah. Mereka tidak boleh bersama saya, karena nanti saya bisa sakit dan malu, dan kalau begitu kasihan orang tua saya juga, kan?!!

Pertanyaan ketiga: Kamu sering sekali beribadah dan mendapatkan rejeki dari itu. Pernahkah kamu berpikir untuk membagikannya kepada yang juga membutuhkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun