Mohon tunggu...
Ranna Babel
Ranna Babel Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hy

Anak Pend. IT yang merangkap suka Sastra, Seni dan Nicholas Saputra.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kinerja Belva dan Nyinyiran Netizen

21 April 2020   23:13 Diperbarui: 22 April 2020   04:01 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau aku gak salah kritikan dan serangan ini muncul di mulai dari sebuah kalimat atau sikap yang kontroversi. Mari kita jabarkan.

Pertama awal-awal pembicaraan mengenai staf  khusus ramai dibicarakan berangkat dari kutipan pernyataan belva yang viral perihal Covid19, saat-saat itu pemerintah sedang diserang-serangnya oleh masyarakat dumay terkait penanganan covid19.

Dengan munculnya kutipan itu sekan-akan belva devara memberikan ceramah dan mengajari  netizen, yah sebagai kaum yang maha benar yah ngamuklah si netizen ini. Hahaha 

Kurang lebih gini potongan kutipan itu “ Bukan waktunya saling menjatuhkan dan membulli, ayo bertanya pada diri sendiri apa yang bisa dilakukan buat negeri, menyalakan lilin lebih baik daripada menyalakan kegelapan” padahal sebenarnya arah maknanya bukan kesitu kalau kita mendengar secara full.

Dari viralnya kutipan itu belva sendiri udah diserang dengan kata-kata pedis oleh netizen begitupun eksistensi staf khusus lain mulai banyak yang mempertanyakan.

Masih saat-saat dinyinyiri mucul lagi berita yang dianggap sangat memalukan dari salah satu staf khusus milenial lain yaitu dari andi taufan garuda persoalan surat menyurat itu dalam menangani covid19. Aku gak akan bahas secara spesifik masalah itu tapi poinnya dari sinilah kepercayaan terhadap staf khusus mulai hancur dan menurun.

Berangkat dari permasalah andi taufan netizen mulailah menghubungkan masalah yang hampir sama ke belva dimana katanya memanfaatkan jabatan publik untuk kepetingan perusahaan pribadi. Karena aku yakin jika saja masalah andi taufan tidak muncul kepermukaan mungkin terkait kartu prakerja yang ditangani perusahaan belva juga tidak dibahasa sampai sekarang.

Eksistensi platform tersebut cukup bernilai positif di masyarakat apalagi yang menghandel orang-orang yang tidak diragukan lagi soal capabilitynya. Padahal kalau kita ingin riset lebih jauh soal surat menyurat andi taufan kasusnya sangat berbeda dengan terpilihnya sikll akademy sebagai mitra prakerja.

Belvapun sudah mengklarifikasi di IGnya terkait alur kenapa pada akhirnya perusahaanya yang diberikan kepercayaan jadi mitra prakerja dimana itu di luar pengaruhnya dari jabatannya sebagai staf khusus. Tapi namanya Netizen selalu punya celah untuk menjatuhkan. Mereka tetap mengartikan ini sebagai bagian pemanfaatan jabatan karena ada nama belva di perusahaan itu.

Kalau aku sendiri ngeliatnya gini, belva orang yang 100% aku percaya selalu bekerja sebagaimana yang ditugaskan kepadanya, belva orang yang sudah memberikan cukup banyak hal nyata yuntuk bangsa, deretan prestasinya jelas. Gajinyapun selama jadi staf khusus disumbangkan seluruhnya ke UMKM melalui program Ciptanyata.

Kalaupun soal mitra prakerja ada unsur penyalahgunaan wewenang yah aku rasa kita cukup membandingkan kualitas dari mitra itu sendiri dan bagi aku skill academy yah cukup rasional untuk dijadikan mitra kalau kita lihat tujuan dari pra kerja itu sendiri begupun fungsi dari platform skill academy aku rasa emang sejalur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun