Aku gak tau mau memulai tulisan ini dari mana saking numpuknya udah lama. Tapi mungkin biar lebih rapi aja aku mulai dari sudut pandang aku saat staff khusus milenial ini kebentuk saat November 2019.
Saat itu seperti kebanyakan netizen lain sungguh sangat excited merespons ini mengingat orang-orang terpilih tersebut memiliki rekam jejak yang bagus, orang-orang yang secara nyata telah melakukan banyak hal untuk membantu memajukan bangsa seperti Belva devara CEO Ruangguru dan Putri Tanjung.
Sebab citra orang-orang yang di staf khusus tersebut cukup bagus dan positif mau tidak mau pada saat itu membawa kita pada harapan dan ekspektasi yang besar akan terobosan progresif yang akan mereka kerjakan kedepan.
Aku termasuk yang berekspektasi terlalu tinggi saat staf khusus ini diumumkan secara live tapi makin berjalannya waktu kehadiran mereka terpantau tidak lebih seperi jabatan politis saja, seperti hanya sebuah instrumen untuk menguatkan kepercayaan milenial ke pemerintah.
Mengingat saat-saat pengangkatan mereka, mahasiswa sebagai anak milenial sedang menyerang pemerintah habis-habisan terkait RUU KUHP jadi wajar aja kayaknya kalau otak aku lari kesitu arahnya wkwk (but I dunno).
Usikkan terkait eksistensi staf khusus juga di dorong oleh program kerja dari staf khusus ini yang sampai sekarang masih cukup buram, kata Presiden mereka tugasnya hanya sebatas teman diskusi peyambung suara milenial ke presiden sesuai bidang dan ilmu dan staf khusus itu sendiri.
Hanya saja yang kita perhatikan di social media, staf khusus millennial ini mereka hanya sebatas memberi informasi kekita soal aktivitas pak presiden, menemani presiden kunjungan kerja dll.
Dari hal semacam itu aku mulai bertanya-tanya "Begini saja kerja dari staf khusus yang digaji cukup besar"? kalau jabatannya hanya sebatas teman diskusi bukan bagian dari yang mengeksekusi program yah for what? Bukankah pemerintah bisa mengundang kapan saja jika kerjanya hanya sebatas teman diskusi.
Jadi aku tekankan aku gak mempermasalahkan staf khususnya tapi lebih ke pemerintah sebagai pihak yang seharunya memberikan tugas yang jelas dan terukur. Karena aku percaya orang-orang hebat ini telah bekerja seperti yang diinstruksikan.
Pertanyaan itu terus mengambang dan terpendam sejak 1 bulan pengangkatan mereka soal “Apa Kerja Staff Khusus Milenial Sebenarnya, masa gini doank, padahal aku sungguh menunggu terobosan nyata dari mereka"
Pertanyaan serupa intensitasnya makin sering nongol dikepala seiring viralnya pembahasan staf khusus akhir-akhir ini di jagad maya. Aku termasuk yang sangat memperhatikan bagaimana pengkritik dan haters staf khusus ini bermunculan satu persatu sampai akhirnya belva devar memutuskan mengundurkan diri hari ini yang penyebabnya pasti salah satunya kepedisan mulut netizen.
Kalau aku gak salah kritikan dan serangan ini muncul di mulai dari sebuah kalimat atau sikap yang kontroversi. Mari kita jabarkan.
Pertama awal-awal pembicaraan mengenai staf khusus ramai dibicarakan berangkat dari kutipan pernyataan belva yang viral perihal Covid19, saat-saat itu pemerintah sedang diserang-serangnya oleh masyarakat dumay terkait penanganan covid19.
Dengan munculnya kutipan itu sekan-akan belva devara memberikan ceramah dan mengajari netizen, yah sebagai kaum yang maha benar yah ngamuklah si netizen ini. Hahaha
Kurang lebih gini potongan kutipan itu “ Bukan waktunya saling menjatuhkan dan membulli, ayo bertanya pada diri sendiri apa yang bisa dilakukan buat negeri, menyalakan lilin lebih baik daripada menyalakan kegelapan” padahal sebenarnya arah maknanya bukan kesitu kalau kita mendengar secara full.
Dari viralnya kutipan itu belva sendiri udah diserang dengan kata-kata pedis oleh netizen begitupun eksistensi staf khusus lain mulai banyak yang mempertanyakan.
Masih saat-saat dinyinyiri mucul lagi berita yang dianggap sangat memalukan dari salah satu staf khusus milenial lain yaitu dari andi taufan garuda persoalan surat menyurat itu dalam menangani covid19. Aku gak akan bahas secara spesifik masalah itu tapi poinnya dari sinilah kepercayaan terhadap staf khusus mulai hancur dan menurun.
Berangkat dari permasalah andi taufan netizen mulailah menghubungkan masalah yang hampir sama ke belva dimana katanya memanfaatkan jabatan publik untuk kepetingan perusahaan pribadi. Karena aku yakin jika saja masalah andi taufan tidak muncul kepermukaan mungkin terkait kartu prakerja yang ditangani perusahaan belva juga tidak dibahasa sampai sekarang.
Eksistensi platform tersebut cukup bernilai positif di masyarakat apalagi yang menghandel orang-orang yang tidak diragukan lagi soal capabilitynya. Padahal kalau kita ingin riset lebih jauh soal surat menyurat andi taufan kasusnya sangat berbeda dengan terpilihnya sikll akademy sebagai mitra prakerja.
Belvapun sudah mengklarifikasi di IGnya terkait alur kenapa pada akhirnya perusahaanya yang diberikan kepercayaan jadi mitra prakerja dimana itu di luar pengaruhnya dari jabatannya sebagai staf khusus. Tapi namanya Netizen selalu punya celah untuk menjatuhkan. Mereka tetap mengartikan ini sebagai bagian pemanfaatan jabatan karena ada nama belva di perusahaan itu.
Kalau aku sendiri ngeliatnya gini, belva orang yang 100% aku percaya selalu bekerja sebagaimana yang ditugaskan kepadanya, belva orang yang sudah memberikan cukup banyak hal nyata yuntuk bangsa, deretan prestasinya jelas. Gajinyapun selama jadi staf khusus disumbangkan seluruhnya ke UMKM melalui program Ciptanyata.
Kalaupun soal mitra prakerja ada unsur penyalahgunaan wewenang yah aku rasa kita cukup membandingkan kualitas dari mitra itu sendiri dan bagi aku skill academy yah cukup rasional untuk dijadikan mitra kalau kita lihat tujuan dari pra kerja itu sendiri begupun fungsi dari platform skill academy aku rasa emang sejalur.
Seberanya ini masih bisa dibahas lebih luas lagi tapi aku udah cape ngetiknya cuma benang merah dari semuanya adalah bagi aku gak ada yang salah dari staf khusus itu sendiri mereka sudah bekerja seperti yang ditugaskan sebagai hanya teman diskusi dan pemberi masukan yang inovatif.
Cuma masalahnya bagi aku terletak di pemberi tugas itu dalam hal ini Presiden, apa urgensinya mengangkat staf khusus milenal jika perannya sebatas itu.
Bagi aku kenapa pada akhirnya sekarang mulai banyak serangan personal ke staf khusus milenial itu karena mereka tidak paham tugas dasar dari staf khusus ini jadi membawa mereka pada kesimpulan yang kayak gini "Staf khusus orang-orang hebat, berarti dia bisa melakukan inovasi besar, tapi pada kenyataannya staf khusus tidak melakukan sesuatu yang terlihat, sesuatu yang besar, yaudah bubarin"
Banyak dari kita yang berharap terlalu tinggi kepada staff khusus, berharap dia kerja melakukan inovasi yang luar biasa ikut terlibat mengeksekusi program padahal wewenangnya tidak sampai ke sana dalam hal ini terlibat dalam mengeksekusi program, ibaratnya sebatas penasehat aja.
Jadi bagi aku sebuah kesalahan jika kita menuntut banyak ke staf khusus lalu kemudian meninyirinya sedang kita tau mereka punya batasan dalam bekerja.
Karena yang aku liat ini yang terjadi ke belva, mereka kecewa kinerja staf kusus yang tidak terlalu berdambak, disusul dengan membenci secara personal, dan terakhir memaknai buruk semua yang berhubungan staf khusus tersebut, makanya sampai perusahaan belva dihubungkan dalam hal ini skill akademy ikut jadi korban.
Meskipun orang (pengkritik) punya penjelasan ilmiahnya sendiri terkait kerjasama yang dipersoalkan, tapi bagi aku pemicu dasarnya adalah berangkat dari kekecewaan kinerja staf khusus tadi.
Terakhir catatan aku, jangan sampai kita keliru memaknai TUGAS STAF KHUSUS MILENIAL (Ranahnya pemerintah) DAN STAF KHUSUS MILENIAL GAK BEKERJA BAIK (Personal) soalnya aku lihat banyak netizen yang mengartikan sama kedua permasalahan tersebut menuju satu penyimpulan.
Oke cukup, Terimakasih belva semua yang telah dilakukan selama menjabat, I know kamu sudah bekerja sesuai yang ditugaskan, langkah tepat untuk keluar sekarang untuk menjaga citra perusahaan ruang guru yang jelas-jelas sangat membantu dunia pendidikan kita, Respect :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H