Mohon tunggu...
Ridha Munawir Masly Pandoe
Ridha Munawir Masly Pandoe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Keamanan Maritim Universitas Pertahanan Indonesia

Mahasiswa Magister Keamanan Maritim Universitas Pertahanan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Diplomasi Maritim dalam Meningkatkan Kerjasama Keamanan di Kawasan Asia Tenggara

30 Agustus 2024   10:38 Diperbarui: 30 Agustus 2024   11:16 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Laut: Pengelolaan sumber daya laut, termasuk perikanan, minyak dan gas bawah laut, serta mineral laut, dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan hak-hak negara pantai.

  • Penyelesaian Sengketa: Mekanisme diplomatik dan hukum untuk menyelesaikan sengketa maritim antar negara, termasuk melalui arbitrase dan pengadilan internasional.

    1. Perkembangan diplomasi maritim dalam konteks keamanan.

    Peningkatan kolaborasi internasional menjadi salah satu perkembangan utama dalam diplomasi maritim. Negara-negara semakin menyadari pentingnya kerjasama internasional untuk menghadapi ancaman maritim yang tidak mengenal batas negara. Contoh nyata dari kolaborasi ini adalah pembentukan berbagai koalisi dan forum internasional yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan maritim melalui kerjasama multilateral. Salah satu inisiatif penting adalah Proliferation Security Initiative (PSI), yang berfokus pada pencegahan penyebaran senjata pemusnah massal melalui laut. 

    Evolusi kerangka hukum internasional juga memainkan peran penting dalam diplomasi maritim. Hukum internasional, terutama melalui Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), telah memberikan kerangka hukum yang jelas untuk hak dan kewajiban negara-negara dalam berbagai isu maritim. UNCLOS telah membantu meredakan ketegangan dengan menyediakan mekanisme penyelesaian sengketa yang damai dan legal. Konvensi ini menetapkan aturan mengenai batas-batas laut, hak lintas, dan yurisdiksi negara pantai, serta menyediakan kerangka untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase dan pengadilan internasional (United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).

    Penerapan teknologi dalam pengawasan maritim juga merupakan perkembangan penting dalam diplomasi maritim. Perkembangan teknologi, seperti sistem pengawasan maritim berbasis satelit dan Automated Identification Systems (AIS), telah meningkatkan kemampuan negara-negara untuk memantau aktivitas maritim dan merespons ancaman secara lebih efektif. Teknologi ini juga mendukung diplomasi maritim dengan menyediakan data yang akurat dan dapat diandalkan untuk negosiasi dan kerjasama keamanan. Sistem ini memungkinkan deteksi dini terhadap ancaman maritim dan mempercepat respons terhadap insiden di laut.

    Penguatan peran organisasi regional seperti ASEAN juga signifikan dalam perkembangan diplomasi maritim. ASEAN, melalui ASEAN Regional Forum (ARF) dan East Asia Summit (EAS), telah mempromosikan prakarsa-prakarsa keamanan maritim dan memperkuat kerjasama di antara negara-negara anggotanya. Inisiatif ini menunjukkan komitmen kawasan ini terhadap dialog multilateral dan penyelesaian konflik secara damai, yang berkontribusi pada stabilitas regional dan global. ASEAN juga mengadakan berbagai latihan bersama dan pertemuan tingkat tinggi untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam menghadapi ancaman maritim (ASEAN Regional Forum," Association of Southeast Asian Nations).

    Secara keseluruhan, perkembangan dalam diplomasi maritim telah menjadi alat penting dalam mengelola isu-isu keamanan maritim yang kompleks dan dinamis. Diplomasi maritim tidak hanya berperan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas, tetapi juga dalam memastikan bahwa eksplorasi dan eksploitasi sumber daya laut dilakukan secara berkelanjutan dan adil. Upaya-upaya diplomatik yang berhasil dapat membantu mengurangi ketegangan, mencegah konflik, dan memastikan bahwa perdagangan maritim dapat berlangsung dengan aman dan lancar.

    1. Keamanan Maritim di Asia Tenggara

    1. Ancaman dan tantangan keamanan maritim di kawasan ini.

    Kawasan Asia Tenggara menghadapi berbagai ancaman dan tantangan keamanan maritim yang signifikan. Ancaman utama termasuk pembajakan, perampokan bersenjata, penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, dan penangkapan ikan ilegal. Pembajakan dan perampokan bersenjata di laut, terutama di Selat Malaka dan Laut Sulu, terus menjadi masalah serius meskipun upaya regional untuk menanganinya. Penyebab lain dari ketidakstabilan maritim adalah aktivitas terorisme, yang kadang-kadang menggunakan jalur laut untuk perpindahan dan penyelundupan senjata. Penangkapan ikan ilegal, tidak terlapor, dan tidak diatur (IUU) juga menjadi ancaman besar terhadap sumber daya laut dan kesejahteraan ekonomi negara-negara pesisir. Penyalahgunaan perairan untuk penyelundupan narkoba dan perdagangan manusia menambah kompleksitas ancaman keamanan maritim di kawasan ini.

    1. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      7. 7
      8. 8
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun