Revolusi mental itu sendiri adalah jargon Komunis yg dicanangkan dari sejak Karl Marx hinga DN Aidit..
Pengertian dan tujuan revolusi mental menurut Karl Marx dan DN Aidit adalah anti agama, karena agama dituduh sebagai penghambat kemajuan, harus ada  perubahan main set ( pola pikir) dalam masyarakat, yaitu harus melepaskan masyarakat dari kungkungan agama.
program2nya pun mengarah menghilangkan peran agama.. bukan saja dalam kehidupan bernegara tapi juga ikut campur dalam kehidupan masyarakat.
Seperti misalnya yg pernah terjadi di zaman Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta, melarang motong qurban disekolah, melarang jilbab di sekolah negeri.
Bebas mencela dan mencerca agama seperti  Sukma yg mengata ngatai konde lebih bagus dari jilbab, atau  Mega yg mengatakan tidak  percaya akherat, dst.
Cara pelemahannya bagaimana? Bisa dilakukan dengan  mendorong melalui tangan  kekuasaan, misal mengadu domba antar agama atau antar mazhab sesama agama, politik pecah bambu ( yg satu diangkat yg satunya lagi diinjak)  yg tujuan utamanya untuk melemahkan, hingga akhirnya setelah lemah  akan mudah dibelenggu dan dikuasai.
Bahkan demi revolusi mental,  DN Aidit dengan alasan revolusi mental tersebut  mengganti namanya sendiri dari  Ahmad  menjadi DN Aidit.
Karena agama dianggapnya sebagai candu ( narkoba) dan karenanya itu harus dimusnahkan, dan karena itu pulalah  dia rela mengganti namanya sendiri demi ideologinya itu .
Bila sudah begini apa yg harus muslim Indonesia bisa lakukan? Maka bila diibaratkan seekor ular berbisa.
"Sebaiknya  biarkan saja kemana ular itu akan merayap.. sekarang kan dia baru mendesis, tapi bila nanti kepalanya sudah mulai mendongak  dan hendak mematuk, maka disaat itulah waktu yg tepat untuk menebasnya!".
Wassalaam