"Iya, Ca. Ngomong-ngomong, kamu udah tau kalau Rey mau pindah sekolah?" jawab Ahza sembari bertanya. Caca terdiam. Detak jantungnya seolah berhenti.
"H-hah? Maksudnya?" Caca tak mengerti.
"Rey mau pindah ke Kanada. Besok bakalan jadi hari terakhir Rey sekolah disini" jawaban Ahza membuat Caca semakin lemas. Dia baru saja bertemu dengan Rey setelah berpisah selama 3 tahun. Dan kini mereka harus terpisah lagi?
"Tapi kenapa? Kenapa, Za?!" tanya Caca. Gadis itu berusaha menahan air matanya.
"Nggak tau, Ca. Tapi katanya dia bakalan ikut ayahnya dinas ke Kanada" jawab Ahza.
"Rey.."
***
Rey melangkah masuk menuju ruang kelasnya. Wajahnya tampak lesu. Dia melewati meja Caca dan segera duduk di kursinya. Caca menunduk kemudian menghembuskan napas kasar saat Rey melewatinya. Waktu demi waktu berlalu. Bel pulang sudah berbunyi. Sebelum teman-temannya keluar, Rey berdiri di depan kelas.
"Sebelumnya, maaf karena ini mendadak banget. Tapi aku minta maaf kalau aku punya salah sama kalian semua. Dan maaf aku nggak bisa lanjutin sekolah disini. Aku mau ikut ayah aku ke Kanada. Jadi, sukses terus buat kalian semua. Makasih buat semuanya. See you, guys!" kata demi kata diucapkan oleh Rey. Lelaki itu melangkah keluar kelas. Caca segera berlari mengejarnya.
"Rey!" panggil Caca. Langkah Rey terhenti.
"Reine salah apa sama kamu, Rey?" tanya Caca. Air matanya mulai menetes. Namun Rey Alarick tetap diam.