"Ya nggak papa dong. Itu juga hak nya Rey. Ngapain juga di permasalahkan" jawab Caca.
"Dulu kalian deket banget waktu kecil. Tapi pas ketemu di SMA, kenapa kalian nggak deket lagi? Sekarang kalian jadi kayak orang asing" tanya Kyra. Caca terdiam lalu menoleh ke arah Rey yang sedang bersama teman laki-lakinya. Caca menghela napas berat.
"Kita bukan anak kecil lagi. Kalau kita sedekat dulu, dunia yang kita hadapi sekarang bukan lagi dunia yang saat itu mampu membuat kita mengukir banyak kisah dengan bebasnya. Sekarang aja pas aku ngobrol sama Rey, banyak kakak kelas ataupun temen-temen yang heboh. Trus suka jodoh-jodohin aku sama Rey. Ya kita jadi nggak bisa deket kayak dulu lagi" jelas Caca kemudian tertawa. Disusul teman-temannya.
***
"Cacaaaa!!! Akhirnya kamu masuk sekolah lagi!! Kangen tau!!" protes Kyra lalu memeluk Caca. Caca tertawa.
"Iya, aku juga kangen banget!" ucap Caca.
"Kamu udah sembuh, kan?" tanya Kyra.
"Udah, kok" jawab Caca.
"Yaudah, kita masuk kelas, yuk? Udah mau bel" ajak Kyra. Caca mengangguk. Mereka pun bersama-sama masuk kelas.
Bel masuk sudah berbunyi sejak tadi. Tapi tempat duduk Rey masih saja kosong. Caca berkali-kali menoleh ke arah pintu. Namun hasilnya nihil. Bahkan ketika guru menjelaskan materi, sebagian pikirnya sibuk mencari dimana Rey.
"Ahza, Rey nggak masuk, ya?" tanya Caca pada ketua kelasnya.