"Kita absen semuanya dulu ya, adik-adik!" ucap seorang guru melalui mikrofon. Sontak semua siswa diam dan mendengarkan guru mengabsen satu per satu siswa baru di SMA.
"Natarisha Reine Adyapraja?" panggil guru itu. Caca mengacungkan tangan. Guru itu menyentang nama Caca dalam daftar.
"Karin Alfia Zahra?" giliran Karin yang mengacungkan tangan.
"Rey Alarick Kamajaya?" napas Caca seolah terhenti. Dia membeku ketika mendengar nama Rey Alarick disebut. Sontak Caca menoleh ke arah barisan laki-laki. Caca semakin terkejut ketika melihat seorang lelaki mengacungkan tangannya. Dia bukan lelaki yang asing bagi seorang Natarisha Reine Adyapraja. Ternyata waktu kembali mempertemukan mereka.
"Rey? Itu beneran Rey, kan? Aku nggak mimpi atau salah lihat, kan?" tanya Caca pada dirinya sendiri. Gadis itu berkali-kali mengerjapkan mata. Berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalua seseorang yang dilihatnya itu benar-benar Rey Alarick, teman masa kecilnya. "Itu Rey.."
***
"Ca," panggil Kania. Caca menoleh.
"Kenapa, Kania?" tanya Caca.
"Kamu nggak ada perasaan apa-apa sama Rey, kan?" tanya Kania. Caca tertawa pelan. Jujur, lama kelamaan Caca terbiasa dengan pertanyaan semacam itu. Banyak yang penasaran dengan Caca dan Rey.
"Nggak ada, lah! Dia cuman teman aku waktu kecil" jawab Caca.
"Kalau Rey suka sama seseorang, kamu bakalan gimana?" kali ini giliran Alya yang bertanya.