"Kau menyuruh kami memakan uang ini?" tanya salah satu dari kami, si kakek tikus yang membawa tongkat ke mana-mana.
"Iya. Kau masih punya gigi bukan? Hahaha," jawab si tikus sok kaya sambil tertawa. Kami terdiam.
"Ayo kita lahap sampai habis!" ajaknya bersemangat.
"Tetapi uang bukan untuk dimakan!" sanggah salah satu dari kami, si nenek tikus yang sudah beruban.
"Hahaha, jangan naif! Apakah kayu, perabot, sampai buku-buku itu untuk dimakan? Tidak juga bukan? Apalagi jika kalian melihat dari pandangan manusia! Bagi bangsa seperti kita apa saja bisa dimakan! Bukankah dalam ilmu biologi kita diciptakan sebagai makhluk omnivora?"
Kami pun terdiam sejenak, lalu serentak menjawab, "Uang ini bukan hak kita!"
"Kalian pikir semua yang kalian makan di rumah itu adalah hak kalian?"
"Tentu saja! Kami ditakdirkan memakan itu untuk bertahan hidup!"
"Baiklah. Begitupun uang ini, anggap saja takdir kalian!"
 "Kalau kita makan uang itu, apa bedanya kita dengan manusia?"
"Manusia tidak makan uang!"