Warsini tidak pernah tega mengingatkan suaminya karena itu hanya akan melukai batin mereka. Bertahun-tahun mereka hanya bisa makan berdua, sesekali berempat, dan itu tiada bedanya. Mereka sama-sama menyendok sisa tawa dalam sepiring kesepian.**
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!