Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate, Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gaun Kuning Milik Rosemary

15 Desember 2023   20:21 Diperbarui: 15 Desember 2023   20:33 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: unsplash.com/TeoSticea

"Hadiah dalam rangka apa, Kak?" tanyaku sepulang dari bank, di perjalanan menuju ke mall di pusat kota.

"Ulang tahunmu."

"Masih satu bulan lagi."

"Rezeki nggak boleh ditolak."

Aku mengatupkan bibir, mengalah untuk tidak mengulik alasan pemberian uang sebanyak itu. Benar kata Kak Sella, ini rezeki. Lumayan bisa untuk berbelanja sebagai self reward selama dua puluh lima tahun aku hidup dan tidak pernah memanjakan diriku sendiri. Seumur hidupku tabunganku tidak pernah sekalipun menyentuh angka sebanyak itu.

"Sekarang kita beli apapun yang kamu mau dulu, setelah itu traktir aku!" seru Kak Sella.

Aku melirik sepatuku yang sudah lusuh. Kak Sella mengikuti arah pandangku. Kami pun masuk ke toko sepatu. Sepasang sepatu seharga lima juta berhasil kukantongi. Lalu, aku melirik pergelangan tanganku. Tidak ada perhiasan apapun. Kak Sella menepuk bahuku dua kali lalu menyuruhku mengekorinya menuju toko perhiasan. Aku membeli jam tangan seharga dua puluh lima juta, cincin berlian seharga tujuh juta, dan gelang emas seharga dua juta. 

Aku menelan ludah sejenak. Selama ini aku tahu bahwa barang-barang yang kubeli ini memang mahal. Tetapi aku tak pernah membayangkan atau menaksir berapa harganya. Ternyata setelah kubeli, itu sangat jauh di luar jangkauan ekonomiku selama ini. Namun, kini aku bisa membelinya bahkan tanpa berpikir dua kali. Padahal biasanya untuk membeli sepatu seharga lima ratus ribu dan kemeja seharga dua ratus ribu saja aku berpikir ribuan kali di siang dan malam, lalu berakhir pada keputusan tidak jadi membelinya.

Dari siang hingga malam memutari mall, membuatku dan Kak Sella kelelahan. Kami pun istirahat dan makan malam di restoran jepang yang bisa menghabiskan satu juta untuk makan dua orang. Aku merasa tak mau buang air besar setelah makan di situ, saking enak dan mahalnya. Setelah makan, aku menepuk pipi, dahi, dan semua bagian tubuhku. Sakit. Aku tidak bermimpi.

"Ayo pilihkan gaun untukku!" ajak Kak Sella.

Kami melangkah menuju suatu butik gaun mahal. Gemerlap gaun-gaun kelas atas dengan  detail yang mewah dan elegan memanjakan mata para wanita seusia kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun