Mohon tunggu...
Ranielfa Nur Safira
Ranielfa Nur Safira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Rekognisi UPI 2022: Pengalaman Belajar Mata Kuliah di Luar Kampus Asal Melalui ICE Institute

12 November 2022   18:09 Diperbarui: 12 November 2022   18:36 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia Cyber Education Institute merupakan perwujudan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia. 

Program ini mirip dengan pertukaran pelajar karena mahasiswa yang mengikuti program MBKM ICE Institute mampu mengambil mata kuliah dari perguruan tinggi ternama di Indonesia dan luar negeri secara daring, kemudian mendapat sertifikat yang dapat dialihkreditkan sebagai SKS di kampus asal.

Tidak hanya SKS mata kuliah, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mahasiswa yang mengikuti MBKM dapat mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Rekognisi. 

KKN Tematik Rekognisi merupakan bentuk pengakuan dari beberapa program MBKM-PUSPERNAS sebagai pengganti dari kegiatan KKN melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPI. ICE Institute dan salah satu dari program MBKM-PUSPERNAS yang dapat diakui sebagai pengganti KKN.

ICE Institute bermitra dengan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dalam menyediakan berbagai mata kuliah yang beragam. Tidak hanya itu, ICE Institute juga bermitra dengan berbagai perguruan tinggi dunia melalui edX dan XuetangX, sehingga mahasiswa mampu mengambil mata kuliah dari perguruan tinggi terkemuka di seluruh dunia.

Terdapat berbagai syarat dan seleksi yang harus dilalui oleh para mahasiswa sebelum dinyatakan diterima mengikuti program ICE Institute. Beberapa syarat yang utama adalah, mahasiswa yang dapat mengikuti program ini minimal telah menempuh semester 5. 

Setiap mahasiswa dapat mengambil maksimal lima mata kuliah daring yang tersedia di laman ICE Institute dan dua mata kuliah daring dari laman edX atau XuetangX. Mata kuliah edX dan XuetangX juga dapat diambil oleh dosen dan tenaga pendidikan dengan syarat sudah memiliki nilai test kemampuan berbahasa Inggris dari English Score minimal 320, atau tes lain yang setara, seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Untuk persyaratan yang lebih lengkap, kunjungi Panduan Pendaftaran Semester Ganjil 2022 ICE Institute.

Saya mendaftar program ICE Institute pada semester 5, dan mengambil empat mata kuliah berbahasa Indonesia di laman ICE Institute dan dua mata kuliah berbahasa Inggris di laman edX, dengan total 6 mata kuliah dari perguruan tinggi yang berbeda-beda.

Perkuliahan dilaksanakan pada semester enam dan dilangsungkan selama satu semester. Perkuliahan bersifat self-paced learning atau pembelajaran mandiri, karena semua materi perkuliahan telah tersedia. Metode ini tidak terikat dengan jadwal dan waktu yang ketat seperti pembelajaran tatap muka, sehingga memungkinkan mahasiswa secara fleksibel mengakses materi dan belajar menyesuaikan kecepatan pemahaman mereka masing-masing.

Metode tersebut terkadang membuat beberapa mahasiswa kewalahan karena kesulitan membagi waktu. Saya merasakan hal yang sama pada awal perkuliahan karena kewalahan dengan banyaknya mata kuliah dan tugas-tugas  yang harus saya selesaikan.

 Meskipun begitu, saya berhasil menyiasatinya dengan membuat jadwal belajar. Metode pembelajaran ini juga membuat saya lebih mandiri dan bertanggung jawab atas mata kuliah yang saya ambil.

 Saya tidak merasakan tekanan karena tertinggal mata pelajaran, karena saya dapat memutar ulang materi pembelajaran sebanyak yang saya mau. Di samping itu, saya juga mampu menyelesaikan beberapa mata kuliah yang saya sukai lebih cepat dari waktu yang diberikan. Karena itu, beberapa mata kuliah dapat selesai bahkan sebelum satu semester usai.

Beberapa mata kuliah yang saya ambil---dan saya sukai---adalah Psikologi Kepribadian yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan dan Rhetoric: The Art of Persuasive Writing and Public Speaking yang diselenggarakan oleh Harvard University.

Saya mengambil mata kuliah Psikologi Kepribadian karena ketertarikan saya dalam mengenal seluk beluk kepribadian manusia yang sangat unik dan berbeda satu sama lain---dan mata kuliah ini melebihi ekspektasi saya. 

Saya belajar mengenai existential vacuum atau kekosongan dalam diri, mempelajari Evolutionary and Dispositional Psychology, dan Humanistic Theory. 

Pengajar dari Universitas Pelita Harapan menjelaskan tiap pembelajaran dengan pembawaan yang mudah dimengerti bagi pemula yang tidak memiliki latar belakang Psikologi sebelumnya, menyediakan video pembelajaran dan materi dalam bentuk dokumen PDF, mind map yang mampu memudahkan mahasiswa memahami arah pembelajaran, hingga forum diskusi dengan pengajar dan mahasiswa.

Materi yang disediakan dalam bentuk PDF. Dokpri
Materi yang disediakan dalam bentuk PDF. Dokpri

Setelah menyelesaikan mata kuliah Psikologi Kepribadian, saya mampu mengenali kepribadian yang sehat dalam diri sendiri maupun orang lain dan menganalisis pengalaman hidup diri sendiri maupun orang lain menggunakan sudut pandang teori yang relevan.

Mata kuliah kedua yang saya paling sukai adalah Rhetoric: The Art of Persuasive Writing and Public Speaking yang diselenggarakan oleh Harvard University. Mata kuliah ini mempelajari retorika, khususnya teori dan praktik penulisannya dalam menghasilkan suatu pidato yang bersifat persuasif.

Saya belajar dari contoh-contoh pidato klasik dari orang-orang yang berpengaruh dalam tatanan sejarah Amerika, seperti Martin Luther King Jr., John F. Kennedy, hingga Ronald Reagan, untuk mengeksplorasi dan menganalisis struktur dan gaya retorika mereka.

Membahas pidato bersejarah Martin Luther King Jr. berjudul
Membahas pidato bersejarah Martin Luther King Jr. berjudul "I Have a Dream". Dokpri

Penilaian akhir mata kuliah ini berupa penyusunan pidato retorika yang mengandung elemen-elemen retoris seperti pathos, ethos, logos, dan lain-lain. Saya membuat pidato bertemakan perubahan iklim di dunia dan dampak kecil dan dampak besarnya di Indonesia. 

Masukan dari teman sejawat mengenai pidato yang dikumpulkan sebagai penilaian akhir. Dokpri
Masukan dari teman sejawat mengenai pidato yang dikumpulkan sebagai penilaian akhir. Dokpri

Tidak hanya berguna dalam menulis pidato, mata kuliah ini membuat saya mampu menyusun argumen yang mampu membujuk orang-orang untuk mengadopsi sudut pandang saya, mempersiapkan diri dari kemungkinan-kemungkinan counterargument yang mungkin akan dikeluarkan oleh pihak lawan dan cara menyikapinya, hingga gaya berbicara yang menarik dan menarik hati audiens.

Setelah satu semester mendapatkan pengalaman untuk belajar di luar kampus asal, saya mendapatkan banyak ilmu-ilmu baru di luar jurusan saya yang mampu memperluas wawasan dan bermanfaat bagi karir saya ke depannya. Karena itu, saya merekomendasikan teman-teman untuk mengikuti program ini, dan mendorong teman-teman untuk memilih mata kuliah apapun yang ingin kalian pelajari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun