Indonesia Cyber Education Institute merupakan perwujudan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia.Â
Program ini mirip dengan pertukaran pelajar karena mahasiswa yang mengikuti program MBKM ICE Institute mampu mengambil mata kuliah dari perguruan tinggi ternama di Indonesia dan luar negeri secara daring, kemudian mendapat sertifikat yang dapat dialihkreditkan sebagai SKS di kampus asal.
Tidak hanya SKS mata kuliah, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mahasiswa yang mengikuti MBKM dapat mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Rekognisi.Â
KKN Tematik Rekognisi merupakan bentuk pengakuan dari beberapa program MBKM-PUSPERNAS sebagai pengganti dari kegiatan KKN melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPI. ICE Institute dan salah satu dari program MBKM-PUSPERNAS yang dapat diakui sebagai pengganti KKN.
ICE Institute bermitra dengan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dalam menyediakan berbagai mata kuliah yang beragam. Tidak hanya itu, ICE Institute juga bermitra dengan berbagai perguruan tinggi dunia melalui edXÂ dan XuetangX, sehingga mahasiswa mampu mengambil mata kuliah dari perguruan tinggi terkemuka di seluruh dunia.
Terdapat berbagai syarat dan seleksi yang harus dilalui oleh para mahasiswa sebelum dinyatakan diterima mengikuti program ICE Institute. Beberapa syarat yang utama adalah, mahasiswa yang dapat mengikuti program ini minimal telah menempuh semester 5.Â
Setiap mahasiswa dapat mengambil maksimal lima mata kuliah daring yang tersedia di laman ICE Institute dan dua mata kuliah daring dari laman edXÂ atau XuetangX. Mata kuliah edXÂ dan XuetangXÂ juga dapat diambil oleh dosen dan tenaga pendidikan dengan syarat sudah memiliki nilai test kemampuan berbahasa Inggris dari English Score minimal 320, atau tes lain yang setara, seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Untuk persyaratan yang lebih lengkap, kunjungi Panduan Pendaftaran Semester Ganjil 2022 ICE Institute.
Saya mendaftar program ICE Institute pada semester 5, dan mengambil empat mata kuliah berbahasa Indonesia di laman ICE Institute dan dua mata kuliah berbahasa Inggris di laman edX, dengan total 6 mata kuliah dari perguruan tinggi yang berbeda-beda.
Perkuliahan dilaksanakan pada semester enam dan dilangsungkan selama satu semester. Perkuliahan bersifat self-paced learning atau pembelajaran mandiri, karena semua materi perkuliahan telah tersedia. Metode ini tidak terikat dengan jadwal dan waktu yang ketat seperti pembelajaran tatap muka, sehingga memungkinkan mahasiswa secara fleksibel mengakses materi dan belajar menyesuaikan kecepatan pemahaman mereka masing-masing.
Metode tersebut terkadang membuat beberapa mahasiswa kewalahan karena kesulitan membagi waktu. Saya merasakan hal yang sama pada awal perkuliahan karena kewalahan dengan banyaknya mata kuliah dan tugas-tugas  yang harus saya selesaikan.