Nama     : Rania Putri Yuli S
NIM Â Â Â Â Â :1903016051
Kelas      : PAI 1B
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
PendahuluanÂ
Setiap manusia tentunya mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, proses ini berkembang pesat ketika manusia berada pada fase kanak kanak. Menurut urutan waktu, masa kanak kanak merupakan masa dimana terjadi perkembangan biologis secara cepat, tetapi secara sosiologis ia masing sangat terikat dengan ligkungan dan keluarganya. Maka bisa dikatakan bahwa orang tua merupakan faktor terpenting bagi proses pertumbuhan da perkembangan seorang anak khususnya di usia tersebut..
Namun sering kita jumpai di era sekarang ini banyak orang tua yang kurang memperhatikan pertumbuh kembangan seorang anak. Terkadang mereka sering lalai akan hakikatnya dalam mengasuh dan membimbing anak. Tak jarang dari mereka yang lebih mementingkan untuk bekerja sebagai sarana penunjang dalam pemenuhan kebutuhan anak sehingga waktu dan perhatian untuk anak akan terkesampingkan . hal ini tentunya akan berakibat terhadap proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Seperti yang kita ketahui bawasannya pola asuh orang tua merupakan bagian hal yang penting dalam pertumbuhkembangan anak karena pada dasarnya seorang anak akan mengikuti apa saja yang telah diajarkan orang tua terhadap mereka. Apabila orang tua menerapkan pola asuh yang baik terhadap anak maka proses pertumbuhan dan perkembangan anak akan berlangsung secara baik dan juga selaras, begitu juga sebaliknya. Pada esai kali ini akan menjabarkan mengeni faktor pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak Serta akibatnya.
PembahasanÂ
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus salah satunya mengenai faktor yang memicu perkembangan anak. Adapun mengenai faktor perkembangan manusia, beberapa ahli memiliki perbedaan pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi siswa berbeda. Terdapat beberapa aliran yang berhubungan dengan perkembangan siswa, yaitu:
Aliran Nativisme
Aliran nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran psikologis. Aliran ini diyakini para ahli bahwa perkembangan manusia ini ditentukan dari pembawaannya (hereditas) ,sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apapun atau biasa disebut dengan "pesimisme pedagogis". Tokoh utama aliran ini adalah Schopenhauer. Pada intinya aliran ini menekankan bahwa perkembangan anak di pengaruhi oleh hereditas anak. Hereditas sendiri  merupakan pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik dari pihak orang tuanya. Faktor hereditas atau sering disebut genetik adalah faktor atau sifat yang dibawa oleh gen yang berasal dari orang tua anak sejak terjadi konsepsi melalui proses genetik (Nyanyu Khadijah, 2014:37). Misalnya jika ada sepasang suami istri yang pandai di bidang seni, kemungkinana besar anaknya juga akan menruni bakat orang tuanya dan menjadi seniman.
Aliran Empiris
Aliran empiris adalah aliran yang menekankan pada lingkungan, pengalaman, dan pendidikan dalam arti perkembangan  manusia itu semata-mata tergantung pada pengalaman,lingkungan,dan pendidikannya. Aliran ini merupakan lawan dari Aliran Navitisme. Tokoh utama aliran ini adalah John Locke. Pada intinya aliran ini berpendapat bahwa perkembangan seorang anak hanya bergntung pada lingkungannya, dalam hal ini tak lepas dari kondisi lingkungan di sekitarnya khususnya di lingkungan keluarga. Didalam keluarga harusmya peran orang tua sagat mendominasi, perkembangan seorang anak bergantung kepada bagaimana cara orang tua dalam memperlakukan, memandang, dam membimbing anak. Misalnya seorang anak yang terlalu dimanja juga akan mengganggu perkembangan anak, anak yang seperti itu akan bersikap seolah seolah dia berkuasa karena orang tua selalu melindungi dan memanjakannya meskipunia berbuat salah, hal ini akan menyebabkan perilaku menyimpang anak
      Aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran empirisme dengan airan nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi ini adalah Louis William Stern. Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, Stern dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan/pengalaman juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor pembawaan tidak berarti apa apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan (Muhibbin Syah, 2009:45). Misalnya seorang anak yang dilahirkan dan dibesarkan dilingkungan keluarga santri, ia kelak akan berpotensi menjadi ahli agama bilamana ia di didik di lingkungan pendidikan beragama. Begitu juga ketika seorang anak yang dilahirkan dan diasuh di lingkungan yang bisa dikatakan orang tua dan lingkungan sekitarnnya minim ilmu agama, anak tersebut juga akan berpotensi demikian.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak tentunya mengalami beberapa fase, pada esai kali ini akan di jabarkan pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak usia (6-7 th) dan  pengaruh pola asuh orang tua pada masa remaja
Pengaruh pola asuh orang tua pada anak usia 6-7 tahun
   Dilansir dari jurnal ilmiah VISI P2TK PAUDNI,vol.8, nonor 2 Desember 2013 yang berjudul pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemampuan sosial anak usia 6-7 tahun bahwa usia dini (0-8 tahun )merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorag anak. Usia dini juga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Usaha orang tua untuk mengembangkan kemampuan sosial anak adalah dengan memberikan pola pengasuhan yang tepat. Pola asuh orng tua biasanya dapat digolongkan menjadi 3 yaitu demokratis, otoriter, dan permisif. Pola asuh inilah yang akan memberi kesempatan kepada anak dalam mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak.
   Meskipun pola asuh orang tua telah digolongkan menjadi beberapa jenis, namun dalam praktiknya orang tua leih cenderung menerapkan satu pola asuh saja. Pola asuh otoriter akan mengakibatkan seorang anak tidak kreatif karena orang tua lebih cenderung membatasi perkembangan anak, hal ini di tandai dengan orang tua selalu memerintah ank dan menuntut anak menuruti semua perkataan orag tua tanpa mendengarkan aspirasi anak.
Yang kedua adalah Pola asuh demokratis akan membuat anak belajar untuk bertanggung jawab karena pada pola asuh ini orang tua akan berkomunikasi dengan anak melalui diskusi sehingga anak akan terbuka dengan orang tuanya, dan yang ketiga pola asuh permitif akan membuat anak bertindak sewenang wenang, karena orang tua memberi kebebasan yang sanat bebas kepada anak tanpa mengimbanginya dengan pengawasan. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pada usia dini perkembangan anak terjadi begitu pesat, pola asuh orang tua ini sangat berpengaruh terhadap corak dan gambaran kepribadian seorang anak di masa depannya
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap remaja
Secara psikologis masa remaja adalah masa individu yang dapatberintegrasi dengan masyarakat dewasa, pada masa itu anak tidak lagi dibawah tingkat orang orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama (Hurlock, 1994:206). Pertumbuhan dan perkembangan remaja tentunya meliputi berbagai aspek salah satunya adalah perkembangan sosial. Sebagai makhul sosial yang sejatinya selalu membutuhkan bantuan orang lain tentunya kita juga harus memiliki hubungan atau kedekatan sosial yang baik dengan masyarakat di lingkungan sekitar.
Terutama pada saat remaja, remaja ini merupakan sebuah proses transisi dari fase anak anak menuju fase yang lebih tinggi dimana pada fase ini seseorang akan mulai berpikir kritis dan memiliki rasa ingin tau yang lebih tinggi terhadap lingkungan sekitarnya Tetapi masa remaja juga menjadi periode yang rentan terhadap pengaruh negatif yang diterimanya.. Pengaruh ini bisa memunculkan perilaku perilaku yang kurang disuakai atau bahkan sama sekali tidak dikehendaki oleh masyarakat, perilaku seperti itu disebut antisosial (Sarwono, 2011:1).
Dikutip dari jurnal kajian moral dan kewarganegaraan, volume.03,nomor 04. Tahun 2016 pendidikan anak dimulai dari tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan organisasi. Namun lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan yang terpenting. Apabila keluarga salah dalam mendidik maka perilaku sosial anak juga salah, karena perilaku sosial anak memiliki hubungana sangat erat dengan pola asuh orang tua terhadap anak. Peran pola asuh orang tua diusia remaja ini sangat berpengaruh tehadap pertumbuhan dan perkembangan remaja, dimana remaja seharusnya di beri kebebasan dalam berproses dan menyampaikan aspirasinya, tetapi dalam konteks orang tua juga harus memberikan pengawasan yang seimbang agar perkembangan remaja bisa berjalan dengan baik dan tidak menyimpang dari hakikatnya
Sebagai contoh yang sering terjadi di era sekarang ini, sebagian besar sebab dari kenakalan remaja dipengaruhi oleh faktor lingkungan khususnya lingkup keluarga. Orang tua yang seharusnya menjadi faktor pendukung perkembangan anak malah menjadi penghambat perkembangan anak. Banyak orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter kepada anak yang akan menyebabkan anak merasa tertekan dan tidak nyaman dengan lingkungan keluarganya sehingga mereka lebih memilih mencari suatu tempat yang dimana mereka akan mendapatkan kebebasan yang tidak ia dapatkan didalam keluarga.
Di sisi lain tak jarang pula orang tua yang hanya sibuk bekerja dan tidak memperhatikan perkembangan anak, akan menyebabkan anak berfikir seolah kehadiran dirinya tidak dianggp penting, sehingga mereka memilih memasuki dunia luar yang lebih bisa  menerima kehadirannya atau setidaknya lebih peduli dengannya. Ketika mereka sudah tidak nyaman dengan kondisi keluarga, mereka lebih cederung akan melampiaskannya dengan pergaulan yang negatif karena memang diusia remaja, pemikiran mereka masih tergolong labil dan mudah terpengaruh hal hal baru tanpa memikirkan akibatnya.
Sejatinya seorang anak memerlukan bimbingan dan arahan dari orang tua, mereka membutuhkan seseorang yang bisa diajak diskusi dalam menyelesaikan permasalahan, memotivasi, mendengarkan keluh kesahnya dan juga mendampingi anak dalam berproses. Untuk itu pola asuh dan peran orang tua sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dari ketiga jenis pola asuh orang tua, yang seharusnya diterapkan oleh orang tua adalah pola asuh demokatis karena pola asuh inimemberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapat, saling menghormati, kerjasama, bertanggung jawab, responsif terhada kebutuhan anak, dan realistis terhadap kemampuan anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis ini akan memberikan pengasuhan terhadap anak melalui perhatian, peraturan, hadian, hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya, sikap perilaku dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi dan dilakukan juga oleh anak,
Menurut saya fenomena pola asuh yang diterapkan orang tua di era sekarang ini lebih cenderung ke pola asuh otoriter terutama di daerah pedesaan yang mana konsep pemikiran orang tua masih sangat bersifat tradisional dan selalu menuntut anak untuk menuruti kemauan orang tua sehingga anak tidak bisa berkembang untuk mengasah kemampuannya secara maksimal.
Hal ini berbeda dengan pola asuh yang di terapkan di perkotaan, masyarakat kota lebih cenderung memliki pemikiran yang terbuka dan lebih maju sehingga mereka akan memberi pengarahan yang baik dan sesuai kebutuhan anak, namun tak jarang pula dari mereka yang biasanya terlalu sibuk bekerja dan kurang memperhatikan perkembangan anak terutama pada usia remaja.
Mereka lebih memillih mempercayakan perkembangan anak melalui sekolah ataupun instansi lainnya dengan harapan anaknya akan mendapat bimbingan dan arahan dari pihak tersebut. memang tidak ada salahnya jika orang tua menitipkan anaknya ke sekolah atau instansi tetapi harus diimbangi dengan pendampingan dan perhatian orang tua terhadap anak agar seorang anak khususnya remaja memiliki kenyamanan di dalam keluarga sehingga akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya.
KesimpulanÂ
Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menurut pendapat beberapa ahli dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu navitisme (hereditas), empirisme (lingkungan) dan konvergensi (perpaduan antara hereditas dan lingkungan). Lingkungan keluarga merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Tak hanya itu, pola asuh orang tua juga merupakan hal yang penting dalam pembentukan karakter yang akan menentukan arah tujuan hidup seoang anak dimasa depannya
Pola asuh yang paling tepat untuk diterapkan orang tua dalam mengasuh anak adalah pola asuh demokratis, karena pola asuh ini sangat mendukung perkembangan anak dan membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak sehingga tercipta kenyamanan didalamnya. Pada usia dini sampai remaja, seorang anak akan mengalami perkembangan yang sangat pesat, oleh sebab itu adanya pola asuh yang tepat dari orang tua sangat dibutuhkan agar remaja tidak terjerumus kedalam pergaulan maupun lingkungan yang negatif. Bekerja untuk mencukupi dan menunjang kebutuhan anak memang penting tetapi hendaknya para orang tua tidak melupakan hakikatnya sebagai orang tua untuk mengasuh, membimbing, mengarahkan, mendampingi anak dalam proses perkembangannya agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal sehingga tujuan hidup anak akan terarah dengan baik.
      Â
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock. 1994. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Glora Aksara Pertama
Jurnal ilmiah VISI P2TK PAUDNI pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemampuan sosial anak usia 6-7 tahun,vol.8, nonor 2 Desember 2013
Jurnal Kajian Moral dan Kebudayaan, vol.03,nomor 04,tahun 2016
Khadijah, Nyayu.2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali Pers
Sarwono,S.W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H