Mohon tunggu...
Rani Sabila
Rani Sabila Mohon Tunggu... Lainnya - Penuang rasa

"Live as if you will die tomorrow and learn as if you will live forever" (Mahatma Gandhi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenari Mati: Doi pun Pergi

23 November 2021   18:52 Diperbarui: 23 November 2021   23:13 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhum kenari: doc. Pribadi

Sesekali aku bertanya, "Kenapa ya burung kenariku kok ndak mau bernyanyi lagi, padahal biasanya suaranya mengalahkan suara tv?" 

Minta di hangatkan mungkin, seperti aku yang butuh kehangatan, eeaa haha..

Sudah di jemur kok, ucapku. Coba dicariin daun pace (mengkudu) yang masih muda terus disuruh makan. (Sarannya).

Pagi-pagi sekali aku mencari daun mengkudu yang masih muda. Beberapa hari kemudian si burung kembali ceria. Bernyanyi dengan gagahnya. Alangkah bahagianya diriku ini. 

Beberapa hari berlalu. Pagi-pagi sekali aku terbangun. Ibuku berteriak histeris. Kenapa, bu ada apa?

Tiba-tiba kulihat kandang, hanya tinggal bulu yang beterbangan. Burung kenariku dimakan tikus. Seketika aku lemas sambil meneteskan air mata.

Padahal, dia lah pengusir sepi. Suaranya, menghangatkan tubuhku yang kedinginan, menemaniku di kala tugas melanda. Lalu, pergi tanpa aba. 

Satu tahun kemudian, si doi pun pergi juga. Meninggalkanku demi orang baru.

Lagi-lagi, kesepian melanda. Malangnya aku.

Lampung, 23 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun