4. Menerima Keterbatasan Diri
Kenali apa yang menjadi titik kelemahan diri. Terimalah bahwa kita memiliki kelemahan karena menjadi bagian penting dari pengendalian ego. Setiap orang memiliki keterbatasan, tidak ada manusia yang sempurna.Â
Mau mengakuinya merupakan langkah menuju kesadaran diri. Jangan ragu atau gengsi untuk meminta bantuan ketika kita membutuhkannya. Hal ini menunjukkan kekuatan bukan kelemahan.
5. Tahu Saat yang Tepat
Ada saat dimana ego kita ter-trigger dan muncul ke permukaan. Misalnya saat debat, diskusi, mendengar gosip negatif dan omongan orang atau membaca komen di media sosial tentang kita. Rasanya langsung ingin membela diri dan bereaksi dan biasanya selalu penuh dengan emosi dan ego.
Pada waktu ego kita tersentil jangan langsung bereaksi tapi berhenti sejenak tarik nafas panjang, buang pelan-pelan agar semua emosi hilang. Lalu setelah emosi turun dan dapat berpikir lebih jernih kita bisa melihat masalah itu dengan lebih jelas dan tahu apa yang harus dilakukan untuk memberi respon.
Jangan jatuh dalam godaan untuk bereaksi tanpa berpikir apalagi kalau kondisi sedang capek atau stres. Jangan membuang energi sia-sia. Kita harus tahu kapan harus bicara dan kapan harus mengutarakan pendapat.
Dalam diskusi atau debat, fokuslah pada menemukan solusi atau memahami sudut pandang orang lain daripada membuktikan bahwa kita yang benar. Bersikap terbuka terhadap gagasan dan pendapat baru. Hindari argumen yang tidak perlu. Tidak semua perdebatan perlu dimenangkan.
6. Mau Memaafkan
Ego merasa senang menjadi benar dan mempertahankannya adalah dengan cara ini. Oleh karena itu seringkali membuat kita jadi sulit untuk memaafkan orang lain. Bisa jadi orang yang terlibat dalam masalah itu sudah melupakan. Tapi kita masih belum bisa memaafkan dan memilih untuk tetap membenci orang itu.
Pada titik puncak kebencian maka akan seperti kanker yang menggerogoti semua titik terpenting yang baik dalam hidup. Kebencian akan merusak potensi diri kita. Kita menjadi terhambat untuk bisa berbuat banyak kalau terus mengingat-ingat kesalahan orang lain dan mencari cara bagaimana untuk membalas dendam.