Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Biarkan Ego Mengendalikan Hidupmu

14 Juli 2024   13:35 Diperbarui: 16 Juli 2024   12:23 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Menerima Keterbatasan Diri

Kenali apa yang menjadi titik kelemahan diri. Terimalah bahwa kita memiliki kelemahan karena menjadi bagian penting dari pengendalian ego. Setiap orang memiliki keterbatasan, tidak ada manusia yang sempurna. 

Mau mengakuinya merupakan langkah menuju kesadaran diri. Jangan ragu atau gengsi untuk meminta bantuan ketika kita membutuhkannya. Hal ini menunjukkan kekuatan bukan kelemahan.

5. Tahu Saat yang Tepat

Ada saat dimana ego kita ter-trigger dan muncul ke permukaan. Misalnya saat debat, diskusi, mendengar gosip negatif dan omongan orang atau membaca komen di media sosial tentang kita. Rasanya langsung ingin membela diri dan bereaksi dan biasanya selalu penuh dengan emosi dan ego.

Pada waktu ego kita tersentil jangan langsung bereaksi tapi berhenti sejenak tarik nafas panjang, buang pelan-pelan agar semua emosi hilang. Lalu setelah emosi turun dan dapat berpikir lebih jernih kita bisa melihat masalah itu dengan lebih jelas dan tahu apa yang harus dilakukan untuk memberi respon.

Jangan jatuh dalam godaan untuk bereaksi tanpa berpikir apalagi kalau kondisi sedang capek atau stres. Jangan membuang energi sia-sia. Kita harus tahu kapan harus bicara dan kapan harus mengutarakan pendapat.

Dalam diskusi atau debat, fokuslah pada menemukan solusi atau memahami sudut pandang orang lain daripada membuktikan bahwa kita yang benar. Bersikap terbuka terhadap gagasan dan pendapat baru. Hindari argumen yang tidak perlu. Tidak semua perdebatan perlu dimenangkan.

6. Mau Memaafkan

Ego merasa senang menjadi benar dan mempertahankannya adalah dengan cara ini. Oleh karena itu seringkali membuat kita jadi sulit untuk memaafkan orang lain. Bisa jadi orang yang terlibat dalam masalah itu sudah melupakan. Tapi kita masih belum bisa memaafkan dan memilih untuk tetap membenci orang itu.

Pada titik puncak kebencian maka akan seperti kanker yang menggerogoti semua titik terpenting yang baik dalam hidup. Kebencian akan merusak potensi diri kita. Kita menjadi terhambat untuk bisa berbuat banyak kalau terus mengingat-ingat kesalahan orang lain dan mencari cara bagaimana untuk membalas dendam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun