Perusahaan tidak akan mau menerima karyawan yang memiliki masalah dengan utang apalagi yang skornya 5, artinya kreditnya macet dan sudah menunggak lebih dari 180 hari. Karena para DC atau debt colector terkenal kejam kalau menagih dan tidak segan-segan meneror sampai ke kantor.Â
Dan tidak mudah terbebas dari utang Paylater yang kian menumpuk serta bunga yang kian bertambah. Konsekuensinya akan sulit meminjam dana dari bank maupun lembaga keuangan lainnya. Tidak bisa mengajukan kredit rumah, kredit motor dan mobil akibat riwayat skor kredit utangnya jelek.
Paylater akhirnya malah menjatuhkan anak-anak muda, terutama yang baru lulus kuliah dan mau mencari kerja. Sudah menunggak tidak bisa bayar utang mau cari kerja buat melunasi utang susah diterima kerja karena tidak lolos BI Checking akibat kesalahan mereka sendiri sampai terjerat utang.
Meskipun banyak yang menunggak hingga gagal bayar, layanan paylater gencar promosi mencari user sebanyak- banyaknya untuk menggunakan Paylater sebagai metode pembayaran.Â
Promosinya sangat menggiurkan mulai dari diskon produk sampai 50 persen dan cashback yang tinggi dibandingkan dengan metode pembayaran lainnya. Akhirnya membuat semakin konsumtif dan impulsif dalam pembelian barang.
*****
OJK mencatat total utang masyarakat di Paylater tembus hingga Rp6,13 triliun per Maret 2024 atau meningkat 23,90 persen dibandingkan Maret 2023. Ini menunjukkan minat pengguna Paylater kian meningkat setiap tahunnya seiring dengan penggunanya yang gagal bayar atau menunggak.
Pentingnya pemberian edukasi tentang resiko dan dampak dari Paylater sehingga lebih bijak dan berhati-hati dalam penggunaannya. Kalau tidak urgent dan perlu banget lebih baik jangan menggunakan Paylater apalagi kalau hanya untuk membeli barang-barang kebutuhan tersier. Karena bukan hanya keuangannya saja yang bikin boncos, namun juga dampak psikis dan mental akibat diteror oleh Debt Collector.
Referensi:
ojk.go.id
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cml0eempvkno