Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kompetisi Liga Sepak Bola Putri Indonesia Berhenti, Prestasi Ikut Mati Suri?

11 Mei 2024   17:05 Diperbarui: 12 Mei 2024   11:32 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen perayaan gol Claudia Scheunemann dalam laga Grup Piala Asia U17 Putri 2024 antara timnas U17 Putri Indonesia vs FIlipina di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (6/5/2024). (Dok. PSSI via KOMPAS.com)

Tim Nasional sepak bola wanita Indonesia berkali-kali menjadi lumbung gol lawan saat bertanding di kompetisi internasional. Pada Piala Asia wanita tahun 2022 yang lalu, dari tiga laga yang dipertandingkan di grup B, Garuda Pertiwi tidak mencatat satupun kemenangan alih-alih kemasukan gol 28 kali.

Masukan gol terbanyak di dapat dari Australia saat panen gol ke gawang timnas Putri Indonesia dengan skor telak 18-0 yang tercatat sebagai kekalahan terbesar dalam sejarah Timnas Putri Indonesia.

Sementara itu pada perhelatan Piala Asia U-17 Wanita 2024 yang saat ini berlangsung, Indonesia dibabat habis Tim Korea Selatan 12-0. Pada laga sebelumnya melawan Philipina, Indonesia juga kalah dengan skor 6-1.

Pemain Indonesia tercatat hanya mampu melakukan dua kali serangan ke arah gawang Filipina. Claudia Scheunemann menjadi satu-satunya pencetak gol untuk Timnas Garuda Pertiwi pada pertandingan tersebut.

Tim Nasional sepak bola putri Indonesia terlihat kalah kelas ketika bertanding pada di ajang internasional. Sudah menelan kekalahan telak masih ditambah cibiran dari netizen yang memenuhi kolom komentar seperti Timnas Fun Football dan pemain selebgram.

Lalu apa yang perlu dievaluasi dan bagaimana nasib Timnas Garuda Pertiwi di masa depan, bisakah mengulang sukses kembali seperti di era tim Galanita Buana Putri?

Claudia Scheunemann berusaha membangun serangan saat bertanding melawan Philipina. Foto: www.cnnindonesia.com/olahraga/
Claudia Scheunemann berusaha membangun serangan saat bertanding melawan Philipina. Foto: www.cnnindonesia.com/olahraga/

Sejarah Perkembangan Sepak Bola Wanita Indonesia

Bicara tentang sejarah sepak bola wanita Indonesia tidak terlepas dari sosok Wiwi Hadhi Kusdarti yang mendirikan Putri Priangan pada tahun 1969 di Bandung sebagai pelopor klub sepak bola wanita Indonesia. 

Putri Priangan kemudian mengikuti turnamen di Singapura dan mulai menggelar pertandingan resmi sepak bola wanita pertama di Indonesia. Putri Priangan menjadi yang terkuat dan terpopuler di Indonesia pada masa itu dengan menjadi juara mengalahkan Putri Djaya Jakarta dalam kompetisi resmi sepak bola wanita pertama nasional Piala Segitiga yang diadakan di Jakarta.

Keberhasilan Piala Segitiga Jakarta membawa efek munculnya klub-klub sepak bola perempuan di berbagai wilayah di Indonesia seperti Putri Mataram Yogyakarta dan Buana Putri Jakarta yang didirikan oleh Hadi Wibowo pemilik surat kabar Berita Yudha yang sebelumnya telah menaungi klub sepak bola Buana Putra.

Buana Putri lalu diinisiasi oleh istri Hadi Wibowo yaitu Dewi Wibowo yang kemudian mengantarkan Buana Putri menjadi bintang di lapangan hijau dengan menorehkan beberapa prestasi gemilang dan mendominasi turnamen-turnamen nasional yang digelar mulai dari Piala Gubernur dan Piala Kartini. 

Sepak bola wanita mulai mendapat perhatian oleh PSSI pada tahun 1982 dengan menggelar beberapa turnamen persahabatan dan mengikuti turnamen Internasional.

Akhirnya PSSI mulai membentuk Timnas Indonesia Putri untuk mewakili Indonesia di Piala Asia (AFC) 1986 dan berhasil menorehkan prestasi mencapai babak semifinal dan menempati peringkat keempat pada Piala Asia 1986.

Kompetisi Liga Profesional Sepak Bola Wanita Berhenti Sejak 2019

Kendala utama yang dihadapi bagi perkembangan sepak bola putri di tanah air yaitu tidak adanya lagi kompetisi Liga yang menjadi jantung penggerak persepakbolaan. Hal ini membuat gerak sepak bola wanita di Indonesia berjalan di tempat sehingga sulit dalam pencarian bibit dan pembinaan bakat.

Kondisi ini berbeda jauh dengan kompetisi liga di beberapa negara di mana sepak bola putri telah memiliki kompetisi Liga yang rapi dan sangat terstruktur bahkan sampai pertandingan Liga kelompok usia dini.

Dengan adanya kompetisi rutin maka setiap pemain dituntut memiliki tehnik yang bagus dan meningkatkan skill permainan agar dapat bersaing memenangkan pertandingan yang tentunya akan memberi dampak positif bagi persepakbolaan putri di Indonesia. 

Liga 1 Putri adalah satu-satunya kompetisi profesional sepak bola wanita dan terakhir kali digelar pada tahun 2019 dan setelah itu seakan ada dan tiada alias mati suri. Sampai detik ini belum ada kabar berita kapan Liga 1 Putri akan digelar kembali. 

Desakan untuk menyelenggarakan kembali kompetisi Liga 1 Putri tidak hanya datang dari pelatih dan pemain namun juga para pelaku industri sepak bola wanita.

Selama ini penyelenggaraan Liga 1 Putri juga terkendali masalah minimnya para sponsor pertandingan karena salah satu faktornya adalah sepak bola wanita di Indonesia tidak sepopuler sepak bola laki-laki. 

Melawan Stigma Masyarakat

Budaya di sebagian masyarakat Indonesia masih ada yang memiliki pola berpikir bahwa sepak bola cenderung dikaitkan dengan olahraga khusus untuk laki-laki, mau tidak mau harus melawan stigma tersebut. Sehingga banyak yang belum familiar dan masih meremehkan pesepakbola wanita. 

Padahal di negara Eropa, Jepang, Korea, Amerika dan negara-negara di peringkat 50 besar FIFA sudah terbiasa dengan pertandingan sepak bola wanita dan juga ditayangkan langsung di televisi. Bahkan di Amerika Serikat sepak bola wanitanya jauh lebih populer dibandingkan tim sepak bola laki-lakinya dan beberapa kali telah menyandang predikat gelar juara dunia.

Indonesia sendiri sebenarnya memiliki segudang pemain sepak bola wanita dengan potensi yang menjanjikan. Seperti yang dilansir dari situs bola.net beberapa pesebakbola putri Indonesia telah bermain untuk klub luar negeri meskipun bukan di Liga utama.

Shakila Aurelia yang berhasil bermain di klub Roma Calcio Femminile Italy. Foto: instagram.com/shalika.aurelia
Shakila Aurelia yang berhasil bermain di klub Roma Calcio Femminile Italy. Foto: instagram.com/shalika.aurelia

Antara lain Shakila Aurelia bek Timnas wanita Indonesia yang bisa menembus Eropa dengan merumput di klub Serie B Liga Italia Wanita, Roma Calcio Femminile, Zahra Musdalifah (Cerezo Osaka Jepang), Fani Supriyanto (Al Hammah), Sabreena Dressler (Subiaco AFC), Naomi Nielsen (Lyngby Boldklub) lalu Helsya Maeisyaroh, Sheva Imut dan Shafira Ika. Ketiganya bermain di FC Ryukyu Ladies.

****

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir telah menyiapkan cetak biru untuk kurun waktu 10 tahun bagi Timnas sepak bola putri Indonesia dengan target Piala Dunia 2035.

Untuk itu PSSI telah teken kontrak dua tahun dengan Satoru Mochizuki pelatih asal Jepang yang telah membawa Jepang menjadi juara Piala Dunia Putri 2011 di Jerman dan medali perak Olimpiade London 2012 untuk menangani Timnas sepak bola putri Indonesia. Erick Tohir juga berjanji akan menggelar kembali kompetisi sepakbola wanita Liga 1 namun tidak menyebut kapan waktunya. 

Sepak bola putri saat ini tidak kalah populer dengan sepak bola putra dan banyak pesepakbola putri Indonesia yang telah merumput di Klub luar negeri. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki banyak pemain sepak bola wanita berbakat. 

Saat ini sepak bola putri Indonesia menempati rangking FIFA 105, mudah-mudahan kedepannya tim sepak bola putri Indonesia dapat masuk 50 besar peringkat FIFA dan merebut kembali kejayaannya seperti di era tim Buana Putri.

Referensi 

https://m.panditfootball.com/book-review/215086//230107/perempuan-dan-sepakbola-dalam-perspektif-sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun