Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Benarkah "Cloud Seeding" Menjadi Penyebab Banjir di Dubai, Simak Faktanya!

18 April 2024   14:20 Diperbarui: 20 April 2024   17:02 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir parah yang melanda Dubai.Foto: twitter.com/Josh001J/

Hujan dan badai besar melanda Uni Emirat Arab dan Oman pada hari Selasa (16/4) kemarin dengan curah hujan tertinggi sepanjang sejarah yang membanjiri jalan raya, menggenangi rumah-rumah dan bandara internasional Dubai.

Menurut Badan Meteorologi Dubai, hujan mulai turun pada Senin (15/4) malam dengan curah hujan sekitar 20 milimeter (0,79 inci). Pada Selasa pagi curah hujan mulai meningkat hingga 142 milimeter (5,59 inci) dan turun sepanjang hari selama 24 jam. Rekor curah hujan sebesar 254 milimeter (10 inci) tercatat di Al Ain, kota yang berbatasan dengan Oman yang merupakan curah hujan tertinggi sejak tahun 1949.

 

Di Bandara Internasional Dubai yang merupakan bandara tersibuk nomer dua di dunia dan hub bagi maskapai penerbangan jarak jauh Emirates, air hujan menggenangi di jalur taxiway dan landasan pacu. Pihak otoritas bandara terpaksa menghentikan kedatangan pesawat dan menutup bandara sepenuhnya.

Beberapa wisatawan memutuskan untuk segera meninggalkan Dubai di tengah kekacauan akibat banjir yang melanda Dubai. Kerumunan penumpang yang memadati bandara mencoba mendapatkan informasi tentang penerbangan mereka akibat jadwal penerbangan dibatalkan dan menjadi kacau karena puluhan penerbangan terganggu. 

Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas akibat banjir di Oman, sementara satu orang lainnya dikabarkan tewas akibat banjir di UEA. Ratusan bangunan dan rumah rusak akibat hujan badai yang turun sepanjang hari. Sekolah-sekolah sebagian besar diliburkan dan pemerintah kembali menerapkan kerja jarak jauh.

Beberapa Faktor Penyebab Banjir di Dubai

Setelah hujan badai parah yang melanda Dubai dan Oman, muncul pertanyaan dan perbincangan di kalangan warganet bahwa penyebab dari hujan badai yang abnormal tersebut adalah karena Cloud Seeding atau penyemaian awan yang sering dilakukan oleh negara-negara di Timur Tengah termasuk Uni Emirate Arab.

Melansir dari situs greenly-earth, penyemaian awan adalah proses penanaman zat kimia seperti perak iodida, kalium iodida, es kering (karbon dioksida padat), propana cair, atau garam ke dalam awan untuk meningkatkan curah hujan. Sebuah proses yang sering dan lumrah dilakukan oleh beberapa negara yang memiliki wilayah yang panas dan kering serta jarang turun hujan.

Ketika spekulasi mengenai penyemaian awan semakin berkembang, Pusat Meteorologi Nasional (NCM) UEA, membantah bahwa tidak ada operasi penyemaian awan saat badai terjadi. Beberapa komentator berpendapat bahwa penyemaian awan bukanlah penyebab banjir, dan para ahli memperkirakan teknik ini hanya dapat meningkatkan curah hujan musiman sebesar 10-30 persen.

Faktor perubahan iklim kemungkinan besar turut berkontribusi terhadap badai tak biasa tersebut meskipun belum dapat terukur secara pasti seberapa besar peran perubahan iklim karena memerlukan penelitian menyeluruh terhadap faktor alam dan manusia yang memakan waktu lama.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa curah hujan tahunan dapat meningkat hingga sekitar 30% di sebagian besar wilayah UEA pada akhir abad ini karena perubahan suhu dunia dan pemanasan global yang terus meningkat.

“Jika manusia terus membakar minyak, gas, dan batu bara, iklim akan terus memanas, curah hujan akan semakin deras, dan manusia akan terus kehilangan nyawa akibat banjir,” kata Dr Friederike Otto, dosen senior ilmu iklim di Imperial Perguruan Tinggi London.

*****

Curah hujan akibat badai petir, seperti yang terjadi di UEA dalam beberapa hari terakhir, mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan perubahan suhu dan pemanasan global yang melanda dunia.

Dubai telah menjelma menjadi kota urban yang modern, namun hanya ada sedikit ruang hijau untuk penyerapan dan fasilitas drainasenya kurang bagus untuk menopang puluhan bangunan pencakar langit dan tidak mampu menahan curah hujan yang tinggi.

Referensi:

https://www.nbcnews.com/science/environment/dubai-united-arab-emirates-cloud-seeding-rain-floods-rcna148263

https://www.newscientist.com/article/2427484-what-is-cloud-seeding-and-did-it-cause-the-floods-in-dubai/

https://www.bbc.com/news/science-environment-68839043.amp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun