Hujan dan badai besar melanda Uni Emirat Arab dan Oman pada hari Selasa (16/4) kemarin dengan curah hujan tertinggi sepanjang sejarah yang membanjiri jalan raya, menggenangi rumah-rumah dan bandara internasional Dubai.
Menurut Badan Meteorologi Dubai, hujan mulai turun pada Senin (15/4) malam dengan curah hujan sekitar 20 milimeter (0,79 inci). Pada Selasa pagi curah hujan mulai meningkat hingga 142 milimeter (5,59 inci) dan turun sepanjang hari selama 24 jam. Rekor curah hujan sebesar 254 milimeter (10 inci) tercatat di Al Ain, kota yang berbatasan dengan Oman yang merupakan curah hujan tertinggi sejak tahun 1949.
Â
Di Bandara Internasional Dubai yang merupakan bandara tersibuk nomer dua di dunia dan hub bagi maskapai penerbangan jarak jauh Emirates, air hujan menggenangi di jalur taxiway dan landasan pacu. Pihak otoritas bandara terpaksa menghentikan kedatangan pesawat dan menutup bandara sepenuhnya.
Beberapa wisatawan memutuskan untuk segera meninggalkan Dubai di tengah kekacauan akibat banjir yang melanda Dubai. Kerumunan penumpang yang memadati bandara mencoba mendapatkan informasi tentang penerbangan mereka akibat jadwal penerbangan dibatalkan dan menjadi kacau karena puluhan penerbangan terganggu.Â
Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas akibat banjir di Oman, sementara satu orang lainnya dikabarkan tewas akibat banjir di UEA. Ratusan bangunan dan rumah rusak akibat hujan badai yang turun sepanjang hari. Sekolah-sekolah sebagian besar diliburkan dan pemerintah kembali menerapkan kerja jarak jauh.
Beberapa Faktor Penyebab Banjir di Dubai
Setelah hujan badai parah yang melanda Dubai dan Oman, muncul pertanyaan dan perbincangan di kalangan warganet bahwa penyebab dari hujan badai yang abnormal tersebut adalah karena Cloud Seeding atau penyemaian awan yang sering dilakukan oleh negara-negara di Timur Tengah termasuk Uni Emirate Arab.
Melansir dari situs greenly-earth, penyemaian awan adalah proses penanaman zat kimia seperti perak iodida, kalium iodida, es kering (karbon dioksida padat), propana cair, atau garam ke dalam awan untuk meningkatkan curah hujan. Sebuah proses yang sering dan lumrah dilakukan oleh beberapa negara yang memiliki wilayah yang panas dan kering serta jarang turun hujan.
Ketika spekulasi mengenai penyemaian awan semakin berkembang, Pusat Meteorologi Nasional (NCM) UEA, membantah bahwa tidak ada operasi penyemaian awan saat badai terjadi. Beberapa komentator berpendapat bahwa penyemaian awan bukanlah penyebab banjir, dan para ahli memperkirakan teknik ini hanya dapat meningkatkan curah hujan musiman sebesar 10-30 persen.