Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"The Shadow": Bayangan Gelap yang Mengendalikan Hidup Manusia

13 Januari 2024   19:25 Diperbarui: 14 Januari 2024   10:45 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap orang memiliki sisi gelap dalam hidup. Foto: pexels.com/Raphael Brasileiro

"Setiap orang adalah seperti bulan, mempunyai sisi gelap yang tidak pernah ia tunjukkan kepada orang lain". 

Kutipan dari Mark Twain diatas mengisyaratkan bahwa tidak ada orang yang benar-benar baik dan benar-benar jahat. Setiap manusia memiliki sisi gelap dalam diri mereka yang diperoleh dari pengalaman hidup atau merupakan bagian dari karakter bawaan mereka.

Psikolog Carl Jung menyebut sisi gelap dari kepribadian manusia sebagai shadow atau bayangan. Shadow atau bayangan ini merupakan kumpulan karakter, insting dan dorongan negatif yang tidak kita sadari dimana berasal dari emosi negatif yang terpendam yang pada akhirnya tertimbun di alam bawah sadar kita. 

Inilah yang akan sangat menentukan persepsi dan pandangan hidup seseorang yang akhirnya menentukan dan mengendalikan arah hidup kita.

Misalnya seseorang yang pernah diselingkuhi pasangannya maka akan cenderung mudah merasa cemburu, curiga dan posesif terhadap pasangan barunya. Atau jika sering mengalami perundungan maka akan menyebabkan seseorang mudah tersulut emosi, memiliki karakter playing victim atau mental korban yang tidak disadari.

Carl Jung percaya bahwa semakin bayangan itu dijauhi, maka akan cenderung menyabotase kehidupan kita. Bayangan itu akan menjadi semakin gelap dan pekat. Tanpa berusaha mengenalinya atau malah dengan menyembunyikan sisi gelap akan dapat menimbulkan penyakit mental, psikopat dan berbagai gangguan kejiwaan.

Karakter dalam film "Joker" adalah contoh gambaran bagaimana sisi gelap telah dipupuk sejak dini yang akhirnya bisa mengendalikan kehidupan. Sebelum menjadi Joker, Arthur Fleck dibesarkan oleh seorang ibu yang delusional dengan gangguan mental. 

Sejak kecil Arthur disiksa oleh ibu dan pacar ibunya. Setelah dewasa Arthur sering mengalami perundungan oleh orang-orang di sekitarnya. Rasa sakit yang terpendam sejak kecil dan frustasi akibat kondisi-kondisi menyakitkan tersebut membuat shadow dari Arthur Fleck muncul ke permukaan tanpa disadari.

Kisah ini menunjukkan bagaimana sisi gelap bekerja pada diri setiap orang, tidak peduli siapa dan bagaimana situasinya. Kenyataan ini bahkan sulit ditoleransi oleh orang-orang ketika sisi gelap ini terungkap di tengah masyarakat. Lalu bagaimana kita bisa menemukan dan mengelola sisi gelap yang mungkin tidak kita sadari dan bagaimana cara untuk menyikapinya. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Sadari hal-hal yang mudah memicu emosi.

Sisi gelap dalam diri kita terletak di alam bawah sadar dan terkubur di sana. Oleh karena itu kita perlu untuk mengidentifikasinya dengan mengenali pada situasi atau kondisi yang seperti apa yang selalu dihindari selama ini.

Saat merasakan sebuah emosi coba kenali emosi apa yang sedang terjadi, berikan perhatian pada emosi yang dirasakan dan tanyakan pada diri mengapa terjadi.

2. Kenali pola-pola berulang.

Ketika kita berulang kali mendapati diri kita berada dalam situasi serupa yang tidak diinginkan. Atau ketika kita mengulangi skenario yang sama berulang kali tanpa mengetahui alasannya. Berarti kita terjebak dalam pola siklus yang berulang. Terkadang karena seringnya mengalami pola berulang terus-menerus sehingga terasa seperti menjadi bagian dari identitas diri kita.

Coba perhatikan situasi yang cenderung terulang kembali seperti apakah selalu terlibat dengan tipe karakter orang yang serupa atau terus-menerus mengabaikan kesempatan dan peluang karena kamu merasa tidak "cukup mampu?"

Sadari pola-pola dan kejadian berulang tersebut dan emosi apa yang terkait dengan kejadian-kejadian tersebut.Barangkali ada sesuatu yang belum tersembuhkan di dalam diri kita yang akan terus menarik kejadian-kejadian yang sama dan berulang sampai kita menyadari hikmah dan mau belajar dari kejadian tersebut.

3. Introspeksi diri.

Untuk dapat mengenali sisi gelap kita sangat penting untuk melakukan introspeksi. Kadang terasa sulit untuk melakukan introspeksi secara objektif. Kita cenderung lebih mudah untuk menyalahkan orang lain sebagai penyebab.

Kita perlu bertanya terhadap diri kita sendiri, bagian sifat yang mana yang tidak kita sukai, yang sering kita hakimi dan yang selalu kita takuti. Dengan menyadari ketiga hal tersebut kita akan tahu bahwa selama ini kita mempunyai kecenderungan dan sifat tertentu yang tidak kita sadari dimana menjadi sumber dari ketidakbahagiaan.

4. Menyembuhkan trauma masa kecil.

Banyak orang tidak menyadari dan terus tumbuh dewasa tanpa mengenali  dirinya sendiri. Beberapa orang mudah sekali merasa tersinggung, marah dan berteriak serta tersulut emosinya.

Orang-orang terus bertumbuh tanpa menyadari ada trauma dan luka batin yang dirasakan semasa kecil yang disebabkan oleh pola asuh orang tua atau orang lain yang menyakiti kita. Misalnya, dulu waktu kecil sering dibentak orang tua, mengalami kekerasan fisik, pernah melihat orang tua bertengkar, atau memiliki orang tua yang terlalu menuntut.

Sebagian besar luka batin di masa kecil adalah yang paling menyakitkan karena akan terus menghantui dan seakan-akan memberi tahu bahwa kita tidak layak untuk dicintai dan merasa seperti hidup sendirian.

Hal ini dapat mengakibatkan luka mendalam yang dapat menciptakan pola perilaku dan emosi yang kemudian membentuk karakter. Dan juga berpengaruh terhadap kepribadian seseorang karena memberi efek pada perspektif seseorang dalam bersikap dan berperilaku di masa yang akan datang.

****

Setelah menyadari sisi gelap kita, jangan memberi label buruk atau menolaknya karena hanya akan membuat sisi gelap tersebut semakin kuat. Jangan pula memusuhinya.

Terimalah dan akui sebagai bagian dari diri kita yang terluka yang perlu disembuhkan dengan mendekap dan merawatnya sebagai benih cinta kasih layaknya seorang ibu yang merawat anak kesayangannya. Dengan menerangi sisi gelap dalam diri, kita bisa menerima diri kita seutuhnya dan menjalani kehidupan yang autentik.

"Tidak ada cahaya tanpa bayangan (sisi gelap) dan tidak ada keutuhan jiwa tanpa ketidaksempurnaan"~Carl Jung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun