Sisi gelap dalam diri kita terletak di alam bawah sadar dan terkubur di sana. Oleh karena itu kita perlu untuk mengidentifikasinya dengan mengenali pada situasi atau kondisi yang seperti apa yang selalu dihindari selama ini.
Saat merasakan sebuah emosi coba kenali emosi apa yang sedang terjadi, berikan perhatian pada emosi yang dirasakan dan tanyakan pada diri mengapa terjadi.
2. Kenali pola-pola berulang.
Ketika kita berulang kali mendapati diri kita berada dalam situasi serupa yang tidak diinginkan. Atau ketika kita mengulangi skenario yang sama berulang kali tanpa mengetahui alasannya. Berarti kita terjebak dalam pola siklus yang berulang. Terkadang karena seringnya mengalami pola berulang terus-menerus sehingga terasa seperti menjadi bagian dari identitas diri kita.
Coba perhatikan situasi yang cenderung terulang kembali seperti apakah selalu terlibat dengan tipe karakter orang yang serupa atau terus-menerus mengabaikan kesempatan dan peluang karena kamu merasa tidak "cukup mampu?"
Sadari pola-pola dan kejadian berulang tersebut dan emosi apa yang terkait dengan kejadian-kejadian tersebut.Barangkali ada sesuatu yang belum tersembuhkan di dalam diri kita yang akan terus menarik kejadian-kejadian yang sama dan berulang sampai kita menyadari hikmah dan mau belajar dari kejadian tersebut.
3. Introspeksi diri.
Untuk dapat mengenali sisi gelap kita sangat penting untuk melakukan introspeksi. Kadang terasa sulit untuk melakukan introspeksi secara objektif. Kita cenderung lebih mudah untuk menyalahkan orang lain sebagai penyebab.
Kita perlu bertanya terhadap diri kita sendiri, bagian sifat yang mana yang tidak kita sukai, yang sering kita hakimi dan yang selalu kita takuti. Dengan menyadari ketiga hal tersebut kita akan tahu bahwa selama ini kita mempunyai kecenderungan dan sifat tertentu yang tidak kita sadari dimana menjadi sumber dari ketidakbahagiaan.
4. Menyembuhkan trauma masa kecil.
Banyak orang tidak menyadari dan terus tumbuh dewasa tanpa mengenali  dirinya sendiri. Beberapa orang mudah sekali merasa tersinggung, marah dan berteriak serta tersulut emosinya.
Orang-orang terus bertumbuh tanpa menyadari ada trauma dan luka batin yang dirasakan semasa kecil yang disebabkan oleh pola asuh orang tua atau orang lain yang menyakiti kita. Misalnya, dulu waktu kecil sering dibentak orang tua, mengalami kekerasan fisik, pernah melihat orang tua bertengkar, atau memiliki orang tua yang terlalu menuntut.