Video game telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir tidak hanya sebagai bentuk hiburan tetapi juga sebagai media komunikasi dan representasi budaya. Salah satu elemen yang sering muncul dalam kajian media adalah representasi agama-agama termasuk Islam. Nah, di artikel kali ini akan menjelaskan dengan detail bagaimana Islam direpresentasikan dalam video game dan bagaimana representasi ini dapat mempengaruhi persepsi politik global.
1. Representasi Islam dalam Video Game
Sejak peristiwa 11 September 2001, representasi Muslim dalam media termasuk video game sering kali dibingkai atau dihiasi dengan narasi politik global. Banyak developer video game yang mengadopsi stereotip negatif di mana karakter Muslim sering digambarkan sebagai teroris atau antagonis utama dalam game mereka. Contohnya dalam game populer seperti "Call of Duty (COD)" dan "Medal of Honor" pemain sering kali bertempur melawan musuh yang direpresentasikan sebagai ekstremis Muslim.
Narasi semacam ini tidak hanya memperkuat dan mendukung stereotip yang merugikan kaum muslim tetapi juga mencerminkan ketegangan politik dan persepsi global tentang Islam secara keseluruhan. Representasi yang tidak akurat ini dapat berkontribusi pada meningkatnya islamofobia dan prasangka terhadap komunitas Muslim. Jadi ini tentunya bukan hanya sekedar budaya Islam saja yang akan berdampak negatif namun persepsi global terhadap agama Islam itu tersendiri.
Namun di sisi lain, beberapa video game modern sekarang mulai memberikan representasi yang lebih beragam(Diverse) dan positif tentang Islam. Game seperti "Assassin's Creed" dan "Civilization VI" memberikan gambaran positif tentang kehidupan di dunia Muslim pada zaman sejarah terkhususnya di masa Perang Salib dan Renaissance.
2. Pengaruh Geopolitik
Video game yang berlatar di Timur Tengah atau yang melibatkan karakter Muslim sering kali dipengaruhi oleh dinamika geopolitik. Seperti konflik di Timur Tengah dan terorisme internasional sering kali dijadikan latar untuk narasi game. "Battlefield 3" dan "Tom Clancy's Ghost Recon" adalah contoh sempurna game yang menggambarkan pertempuran di wilayah yang terinspirasi oleh konflik nyata di Timur Tengah yang sering kali dengan karakteristik musuh yang mencerminkan konflik politik aktual atau nyata.
3. Pengaruh Video Game terhadap Persepsi Global
Pengaruh besar video game terhadap persepsi global dapat dilihat dari bagaimana game ini dimainkan secara luas oleh banyaknya kalangan usia, generasi, dan bermacam budaya. Game populer seperti series Call of Duty atau Assassin's Creed, memiliki jutaan pemain dan fanatik di seluruh dunia dan narasi yang hadir dalam game ini sering kali membentuk pandangan para pemain terhadap budaya dan agama tertentu yang ada di dunia ini.
Ketika Islam ditampilkan melalui lensa yang negatif baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini akan memiliki kemungkinan besar memperkuat stereotip negatif yang sudah ada. Hal ini sangatlah relevan dalam konteks politik global di mana Islam sering dikaitkan dengan isu terorisme dan ekstremisme. Meskipun tidak semua video game bertujuan untuk menyebarkan pesan politik tertentu, representasi yang terus-menerus dapat menambah bias dan prasangka yang buruk dalam realitas politik kita.
4. Dampak terhadap Politik dan Kebijakan
Representasi Islam dalam video game tidak hanya mempengaruhi persepsi individu tetapi juga dapat memiliki implikasi politik yang lebih luas. Jika persepsi publik tentang Islam saja sudah buruk maka hal ini dapat mempengaruhi kebijakan domestik maupun internasional sebuah negara. Salah satu contoh nyata, adalah persepsi bahwa Islam merupakan agama pecinta konflik dan kekerasan. Persepsi ini muncul akibat konflik di negara-negara Muslim, khususnya di Timur Tengah di mana sekitar 60 persen konflik dunia melibatkan negara-negara Muslim. Dan ini diperparah oleh media populer seperti game yang melebih-lebihkan konflik tersebut dan membuat pemain merasakan pengalaman yang dilebih-lebihkan agar dramatis di game sehingga membuat persepsi publik menjadi buruk dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan seperti imigrasi dan hubungan internasional yang dengan kata lain mempersulit kaum muslim.
Selain itu, representasi yang saling berlawanan dan penuh prasangka buruk terhadap Islam dapat mempengaruhi opini publik dalam pemilu maupun kebijakan luar negeri. Kampanye politik seringkali memanfaatkan isu-isu agama untuk meraih dukungan dan video game sebagai media populer berbagai umur malah menjadi kanvas propaganda yang begitu efektif dan sempurna, melukis pengaruh di setiap rangkaian kode dan polygon yang muncul di layar.
Representasi Islam yang sebagai sebuah ancaman dalam game, dapat digunakan sebagai justifikasi oleh para politikus ataupun oknum untuk membuat kebijakan ataupun perlakuan yang diskriminatif terhadap komunitas Muslim atau melancarkan serangan dan kebencian terhadap negara muslim.
5. Upaya Melawan Misrepresentasi
Untuk melawan sebuah representasi yang tidak adil maka penting untuk memperkenalkan narasi yang lebih beragam(Diverse) dan autentik dalam video game. Industri game memiliki potensi besar untuk menjadi kendaraan atau alat transportasi yang mengantar perubahan sosial termasuk dalam mengubah cara pandang orang-orang terhadap Islam. Dukungan kepada pengembang game dari komunitas Muslim atau kolaborasi dengan konsultan budaya seperti Sweet Baby Inc untuk pengembang game, dapat membantu menciptakan representasi yang lebih positif dan valid.
Selain itu, pendidikan tentang literasi media harus terus diperkuat dan dikembangkan sesuai zamannya untuk membantu pemain game mengkritisi dan memahami konten yang mereka konsumsi. Pengetahuan tentang bagaimana media membentuk persepsi dapat membantu individu untuk tidak langsung mempercayai mentah-mentah representasi yang ada di game tanpa pengkajian lebih dalam.
6. Dampak Positif dari Representasi yang Adil
Ketika Islam direpresentasikan secara adil dan positif dalam video game, ini dapat memberikan dampak yang membangun terhadap persepsi global. Representasi yang berimbang bisa mendidik pemain tentang keanekaragaman dalam Islam dan memperkenalkan kepada mereka perspektif yang lebih luas. Ini dapat mengurangi prasangka buruk dan meningkatkan pemahaman antarbudaya yang merupakan langkah penting dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan toleran.
Dalam "Assassin's Creed Mirage" game ini menggambarkan Islam dengan cara yang positif melalui sejumlah pendekatan yang sungguh cerdas dan penuh hormat terhadap budaya dan sejarah Islam.
Pertama, game ini berlatar di kota Baghdad abad ke-9 yang memiliki arti penting dalam sejarah Islam, lebih tepatnya selama periode Kekhalifahan Abbasiyah yang dikenal sebagai Zaman Kejayaan Islam.
Salah satu aspek yang sangat dipuji dari berbagai kalangan adalah penggunaan suara adzan dalam permainan. Ubisoft sebagai pengembang game ini memberikan opsi kepada pemain untuk mematikan musik latar belakang selama panggilan ibadah atau Adzan untuk memastikan panggilan suci agama islam ini tidak tumpang tindih dengan lagu latar belakang di game. Ini merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap ritual keagamaan Islam.
Pada level naratif, "Assassin's Creed Mirage" ini menggambarkan nilai-nilai yang penting dalam Islam seperti kedamaian, persaudaraan, keadilan, dan ketabahan jadi memberikan sebuah dimensi yang mendalam kepada cerita dan karakter di dalam game ini. Ubisoft juga menunjukkan komitmen untuk tidak hanya menciptakan representasi visual yang akurat dari budaya Islam saja, namun juga menjaga nilai-nilai dan elemen-elemen penting agama islam. Langkah-langkah ini secara keseluruhan menunjukkan usaha yang besar dari pengembang untuk memberikan representasi yang positif dan edukatif terhadap Islam dan komunitasnya dalam "Assassin's Creed Mirage."
Bagi pemain non-Muslim, representasi ini tentu membuka jendela perspektif baru untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya dan sejarah Islam. Ketika budaya Muslim terwakilkan secara adil dan positif, stereotip dan prasangka buruk yang dimiliki selama ini dapat berkurang seiring dengan meningkatnya pengertian dan empati pemain sepanjang permainan.
Ini membangun jembatan antarbudaya, mengurangi ketegangan dan membantu membentuk dunia yang lebih beragam(Diverse) dan menghormati perbedaan. Maka dari itu, bermain "Assassin's Creed Mirage" memungkinkan non-Muslim untuk melihat keindahan dan dalamnya peradaban Islam yang mungkin sebelumnya tidak diketahui dan membuat interaksi yang lebih toleran terhadap komunitas Muslim jadi sangat memungkinkan. Sebagai produk hiburan yang juga berfungsi sebagai alat pendidikan dan sosial, "Assassin's Creed Mirage" merupakan contoh bagaimana representasi yang positif dan bertanggung jawab dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap harmoni sosial serta pemahaman antarbudaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagai platform yang sangat interaktif dan populer, game memiliki kekuatan untuk membentuk opini seseorang dan pandangan pemain terhadap berbagai isu sosial, budaya, politik, dan bahkan mampu mempengaruhi politik itu sendiri dalam skala kecil sampai global. Maka dari itu para pengembang game jangan Cuma peduli uang konsumen saja tetapi harus pahami konteks sosial dan budaya dan konsekuensi dari konten game yang akan dirilis. Dan juga jangan glorifikasi kekerasan dan konflik karena game mereka dapat mengubah dan membenrtuk pandangan dan opini seseorang sehingga mereka juga ikut bertanggung jawab atas perlakuan sampai diskriminasi yang dialami komunitas tertentu yang mereka masukkan kedalam game mereka. Jika merasa tidak sanggup maka bisa libatkan konsultan seperti Sweet Baby Inc atau tim yang memiliki latar belakang budaya dan sosial yang beragam untuk memastikan representasi yang adil dan dapat diterima.
Rangga Fernando_20230510097_Kelas H_AIK 2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI