3. Pengaruh Video Game terhadap Persepsi Global
Pengaruh besar video game terhadap persepsi global dapat dilihat dari bagaimana game ini dimainkan secara luas oleh banyaknya kalangan usia, generasi, dan bermacam budaya. Game populer seperti series Call of Duty atau Assassin's Creed, memiliki jutaan pemain dan fanatik di seluruh dunia dan narasi yang hadir dalam game ini sering kali membentuk pandangan para pemain terhadap budaya dan agama tertentu yang ada di dunia ini.
Ketika Islam ditampilkan melalui lensa yang negatif baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini akan memiliki kemungkinan besar memperkuat stereotip negatif yang sudah ada. Hal ini sangatlah relevan dalam konteks politik global di mana Islam sering dikaitkan dengan isu terorisme dan ekstremisme. Meskipun tidak semua video game bertujuan untuk menyebarkan pesan politik tertentu, representasi yang terus-menerus dapat menambah bias dan prasangka yang buruk dalam realitas politik kita.
4. Dampak terhadap Politik dan Kebijakan
Representasi Islam dalam video game tidak hanya mempengaruhi persepsi individu tetapi juga dapat memiliki implikasi politik yang lebih luas. Jika persepsi publik tentang Islam saja sudah buruk maka hal ini dapat mempengaruhi kebijakan domestik maupun internasional sebuah negara. Salah satu contoh nyata, adalah persepsi bahwa Islam merupakan agama pecinta konflik dan kekerasan. Persepsi ini muncul akibat konflik di negara-negara Muslim, khususnya di Timur Tengah di mana sekitar 60 persen konflik dunia melibatkan negara-negara Muslim. Dan ini diperparah oleh media populer seperti game yang melebih-lebihkan konflik tersebut dan membuat pemain merasakan pengalaman yang dilebih-lebihkan agar dramatis di game sehingga membuat persepsi publik menjadi buruk dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan seperti imigrasi dan hubungan internasional yang dengan kata lain mempersulit kaum muslim.
Selain itu, representasi yang saling berlawanan dan penuh prasangka buruk terhadap Islam dapat mempengaruhi opini publik dalam pemilu maupun kebijakan luar negeri. Kampanye politik seringkali memanfaatkan isu-isu agama untuk meraih dukungan dan video game sebagai media populer berbagai umur malah menjadi kanvas propaganda yang begitu efektif dan sempurna, melukis pengaruh di setiap rangkaian kode dan polygon yang muncul di layar.
Representasi Islam yang sebagai sebuah ancaman dalam game, dapat digunakan sebagai justifikasi oleh para politikus ataupun oknum untuk membuat kebijakan ataupun perlakuan yang diskriminatif terhadap komunitas Muslim atau melancarkan serangan dan kebencian terhadap negara muslim.