Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karomah Makam Bertaji

21 Mei 2022   17:54 Diperbarui: 30 Mei 2022   09:55 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu lengang, bahkan suara jangkrik pun tidak terdengar. Hanya gelap dan suara detak jantung yang semakin nyata dan suara nafas terengah-engah. Sarto berjalan sambil tergesa gesa.

Rupanya ia sadar bahwa perjalanannya sudah semakin jauh, sepi jadi pertanda bahwa dirinya sudah masuk ke hutan dalam.

Kembali bukan pilihan, sarto tak sudi menjalani nasib seperti yang sudah-sudah.

Pelataran candi terlihat dengan bantuan sinar rembulan, makam keramat itu semakin dekat.

Entah berapa demit dan pocong yang telah berpapasan dengannya dalam perjalanan. Sarto tak perduli.

"Apabila bulan baru terlihat di malam selasa kliwon, pergilah ke mandung".

Kata itu terpatri dalam otak sarto yang kalap setelah ikhtiarnya tidak membuahkan hasil.

Ceramah kiai monjo tak lagi membekas di ingatannya. Tauhidnya lengser saat wanita kesepuluh menolak cintanya.

Sarto nekat pergi ke makam nyai mandung untuk ngalap berkah.

Makam yang telah lama menyita perhatiannya sejak gadis pertama menolaknya dua tahun lalu.

Tak perlu senter untuk seseorang yang hatinya telah digelapkan.

Sarto menerobos semak belukar yang ada di pelataran makam. Entah apa saja yang telah ia injak, dia tak perduli.

Lecet-lecet tidak ia gubris.

Rumor siluman macan penunggu makam nyai mandung pun ia terjang dengan tekat bulat. Meminta restu nyai mandung demi seorang perempuan.

Di bawah bangunan candi petilasan nyai mandung sarto bersimpuh

Memohon supaya dirinya disukai oleh perempuan, satu saja tak jadi mengapa. Asal cantik dan asli perempuan desa mandungan.

__________

Konon sewaktu muda, nyai mandung adalah perempuan tercantik di desa amben rempak. Dan jasanya pada tanah air dikenang sepanjang zaman.

Saat negeri ini di duduki tentara jepang, kepala desa korup juga pengecut kala itu manut saja titah jepang yang semaunya sendiri.

Pak lurah menculik semua gadis perawan desa amben rempak dan dipaksa jadi pelacur bagi tentara tentara jepang.

Jika permintaan itu tidak dituruti, maka semua warga desa akan dibunuh oleh tentara nipon.

Tentara jepang datang setelah mendengar bahwa ada suatu desa yang terkenal menghasilkan isteri-isteri cantik dan kuat dalam bergulat, saking kuat dan lamanya sampai-sampai membuat tempat tidurnya ambrol.

Itulah yang menjadi cikal bakal nama desa amben rempak.  Kabar itu sampai juga ke telinga nipon yang saat itu langsung mengirim utusannya untuk melobby lurah amben rempak.

Saat sebelum tentara jepang datang, seluruh perawan di desa amben rempak diminta kumpul di lapangan tanpa tahu maksud pak lurah sama sekali.

Orang - orang menganggap negeri mereka sudah merdeka dan menyambutnya dengan suka cita, semua orang siap untuk merayakan kemerdekaan dengan pesta yang meriah.

Tapi anggapan mereka berbalik setelah pak lurah mengumumkan kepada mereka bahwa desa mereka telah dikuasai oleh jepang


" Tentara jepang meminta lacur dan aku berjanji akan menyediakannya".

" Jumlah warga di desa ini tidak banyak dibandingkan pasukan jepang yang akan menduduki tempat kita."

" Tentu saja jumlah wanita di sini tidaklah cukup untuk setiap tentara dan aku tidak punya pilihan lain selain mengandalkan kalian genduk - genduk ayu amben rempak ". Kata pak lurah menurut cerita.

Hal ini ditentang mati-matian oleh mandung muda. Mandung muda menentang perlakuan semena-mena tentara jepang, tapi ia tak kuasa memenggal kepala pak lurah mengingat mandung sendiri adalah keponakan dari pak lurah.

" Kami perempuan bermartabat hanya akan melayani laki-laki yang kami hormati, bajingan - bajingan itu tidak pantas mendapatkan kami " teriak mandung kala itu lalu pergi.


Saat tentara-tentara jepang datang, pak lurah memberitahu mandung dan kakaknya sekeluarga untuk bersembunyi, supaya mandung tidak ikut disasaar oleh tentara-tentara konak.

Sebab rencana akan tetap berjalan. Pak lurah akan mendirikan bilik pelacuran bagi tentara-tentara yang sakit pelir itu di desa amben rempak.

Pak lurah tidak peduli dengan nasib gadis-gadis yang lain, toh mereka tetap akan hidup. Lain jika menolak.

Saat semuanya telah pupus harapan dan dirundung nestapa, mandung menjelma jadi malaikat maut yang ganas.


Setiap malam mendatangi bilik pelacuran dan menggorok leher nipon di hadapan perawan yang akan mereka ganyang. 

Gadis-gadis perawan itu selamat dari para bajingan yang ingin menjadikan mereka sebagai mainan pemuas nafsu belaka.

Kabar matinya pasukan jepang itu sampai juga ke telinga panglima tinggi. Tidak ingin pasukanya di babat habis oleh perempuan jalang.

Panglima tinggi jepang akhirnya memerintahkan pasukannya untuk membantai semua warga desa amben rempak tanpa pilih - pilih.

Dikirimkan pasukan nipon yang lebih banyak ke desa amben rempak untuk membumi hangus.

Ketika di tengah jalan mereka dihadang oleh mandung muda dengan tanpa busana.

" Berhenti disana, jika kalian hanya ingin kemaluan wanita, tak perlu lah menumpahkan darah". Teriak mandung muda menurut cerita

" Mereka semua tidak berdosa, adalah aku yang memenggal para bajingan itu".

" Jika niat kalian hanya untuk ini" mandung menunjuk kearah selangkangannya

" Kemarilah, biar aku saja yang menggantikan seluruh perawan amben rempak. Lagi pula aku yang tercantik diantara mereka".

Prajurit yang lama bergelut dengan senapan tentu saja tidak ambil pusing mendengarkan perempuan ngoceh, lagi pula mereka tak tahu omong jawa.

Pemimpin pasukan memperingatkan tentaranya untuk mundur dan memberondong mandung dengan peluru, tapi tidak digubris.

Lagi pula siapa yang mampu menyangkal gejolak berahinya sendiri di tengah perang yang berkecamuk.

Pria dewasa yang terlibat perang yang bukan demi kepentingan sendiri. Entah apa yang di perjuangkan mereka tak tahu, yang mereka tahu musuh harus di gempur, markas harus di serang, negara harus ditundukan dan perang harus dimenangkan.

Dengan meninggalkan kekasihnya terlantar di negeri sendiri dan hidup tanpa pernah melihat keindahan dan kelembutan seorang wanita.

Dan saat itu tiba-tiba ada perempuan telanjang di hadapan mereka. Persetan komandan, mereka terus melaju.

Senapan mereka, ramai-ramai di tanggalkan bersama busana lusuh yang lekat dengan bau mesiu, lumpur dan darah yang mengering.

Mereka menghadapi mandung bergiliran dengan pistol mereka yang mengacung tegak.

Berhari - hari mandung digarap. Dan seakan tak punya lelah, mandung kembali bergulat melawan mereka satu persatu sampai bertahan berminggu-minggu.

Pada akhirnya seluruh pasukan terkulai lemas dan dengan enteng mandung mengiris leher mereka secara masal dan kembali ke desa amben rempak sebagai pahlawan perang.

________

Memang desa amben rempak sudah tidak ada lagi. Dan berganti nama jadi desa mandungan tapi sosok mandung masih melegenda sampai sekarang.

Masyarakat sudah semuanya tahu bahwa mandung adalah penjaga gadis-gadis di wilayah ini.

Dan itulah yang coba di dapatkan oleh sarto dengan datang kemari. Restu dari nyai mandung.

Memang setelah kematiannya tidak ada lagi yang meminta restu pada nyai mandung.

Hanya orang-orang dengan kepala buntu yang datang ke makamnya sambil membakar menyan berharap jodoh datang dengan sendirinya.

Sama halnya sarto.

_________

Sarto adalah manusia pertama yang membuktikan tuah keramatnya makam nyai mandung.

Banyak orang gugur, kocar-kacir bahkan sebelum melewati pintu masuk hutan karena takut demit pocong. Sarto bukan salah satunya

Penolakan cinta lebih menakutkan dari setan demit. Demi bersama wanita apa saja sarto lakukan, termasuk pergi ke makam mandung.

Kini sarto mengubah namanya jadi surti, dan kini selalu dikelilingi para perempuan cantik setelah sukses jadi banci dan buka salon kecantikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun