Tentara jepang datang setelah mendengar bahwa ada suatu desa yang terkenal menghasilkan isteri-isteri cantik dan kuat dalam bergulat, saking kuat dan lamanya sampai-sampai membuat tempat tidurnya ambrol.
Itulah yang menjadi cikal bakal nama desa amben rempak. Â Kabar itu sampai juga ke telinga nipon yang saat itu langsung mengirim utusannya untuk melobby lurah amben rempak.
Saat sebelum tentara jepang datang, seluruh perawan di desa amben rempak diminta kumpul di lapangan tanpa tahu maksud pak lurah sama sekali.
Orang - orang menganggap negeri mereka sudah merdeka dan menyambutnya dengan suka cita, semua orang siap untuk merayakan kemerdekaan dengan pesta yang meriah.
Tapi anggapan mereka berbalik setelah pak lurah mengumumkan kepada mereka bahwa desa mereka telah dikuasai oleh jepang
" Tentara jepang meminta lacur dan aku berjanji akan menyediakannya".
" Jumlah warga di desa ini tidak banyak dibandingkan pasukan jepang yang akan menduduki tempat kita."
" Tentu saja jumlah wanita di sini tidaklah cukup untuk setiap tentara dan aku tidak punya pilihan lain selain mengandalkan kalian genduk - genduk ayu amben rempak ". Kata pak lurah menurut cerita.
Hal ini ditentang mati-matian oleh mandung muda. Mandung muda menentang perlakuan semena-mena tentara jepang, tapi ia tak kuasa memenggal kepala pak lurah mengingat mandung sendiri adalah keponakan dari pak lurah.
" Kami perempuan bermartabat hanya akan melayani laki-laki yang kami hormati, bajingan - bajingan itu tidak pantas mendapatkan kami " teriak mandung kala itu lalu pergi.
Saat tentara-tentara jepang datang, pak lurah memberitahu mandung dan kakaknya sekeluarga untuk bersembunyi, supaya mandung tidak ikut disasaar oleh tentara-tentara konak.