Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Laki-laki Tua dan Takhayul

10 Maret 2022   16:01 Diperbarui: 19 Maret 2022   11:42 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kevin-wong-eQrmll67V54-unsplash

" Sedang memancing" katanya irit

" Maksud saya apa yang sedang anda pancing " tanya saya lagi karena belum puas

" Tentu saja ikan"

Akhirnya saya bisu

Kemudian saya bertanya lagi tentang berapa ikan yang berhasil ditangkap

" Apa pedulimu ?" katanya

Kemudian saya meninggalkannya begitu saja

Keesokan paginya saya kembali pergi ke pantai karena tidak ada yang dapat saya lakukan selain itu, terpaksa saya harus beramah-ramah lagi dengan laki-laki tua yang pelit omong itu disana untuk membunuh waktu.

" Menunggu tangkapan besar rupanya, he" saya memulai

" Ya, hari ini sangat indah saya siap mendapatkan putri duyung"
Tanpa saya duga sapaan saya disambut dan laki-laki tua itu terlihat bersemangat menanggapi saya.
akhirnya saya memutuskan untuk menentukan arah pembicaraan berikutnya

" Putri Duyung hanya mitos bung "  saya menimpali
Raut muka laki-laki tua di hadapan saya itu kembali tidak ramah, rupanya tidak senang mendengar perkataan saya.
saya tebak karena imbuhan bung tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun