Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Laki-laki Tua dan Takhayul

10 Maret 2022   16:01 Diperbarui: 19 Maret 2022   11:42 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kevin-wong-eQrmll67V54-unsplash

Sudah tiga hari saya berada disini di negeri hercules, saya lupa alasan saya kemari yang jelas saya ingin menikmati liburan saya tenang-tenang.

Saya suka memandangi tempat-tempat disini lama-lama, bersih, rapi dan sepi cocok dengan kepribadian saya, disini saya tidak perlu repot sembunyi jika ingin mengagumi sesuatu, sebab orang disini akan cuek saja dengan keberadaan saya, tidak seperti orang-orang di negeri asal saya. 

Saya suka memandangi laut augea dan menatap lurus awan-awan yang bergerak kearah izmir dari oreinos ogkos, saya dapat menghabiskan waktu ber jam-jam sambil berjalan-jalan di sekeliling tebing pantai atau melempar batu ke arah laut. 

Saya heran mengapa pantai disini begitu bersih dan alami tidak seperti pantai-pantai di negeri asal saya yang biarpun indah tapi kotornya minta ampun.

Dan setelah saya cermati dan saya bentur-benturkan pengalaman di masa lalu dengan penglihatan saya sekarang, saya mendapatkan jawabannya.

Ternyata perangai orang-orang disini yang pelit dan tidak terlalu mempedulikan sekeliling itu yang membuat pantai terjaga bersih. 

Menurut hemat saya orang-orang di negeri asal saya terlampau dermawan dan suka ikut campur terhadap sekeliling; mereka merasa, ikut memiliki sesuatu itu bagus dan normal-normal saja! 

Bagi mereka pantai juga milik mereka, maka dari itu mereka memperlakukan pantai sesuka mereka dan karena mereka senang memandang sebuah plastik di lempar ke udara dan jatuh ke tanah, akhirnya mereka melakukannya di pantai karena mereka pikir pantai itu juga milik mereka dan pasti akan seru. 

Mereka akan membiarkan plastik itu tetap disana karena mereka pikir plastik itu kini juga milik orang lain, dan mereka pikir mereka harus berbagi ke-seruan melempar plastik itu pada orang lain. 

Karena orang-orang suka ikut campur maka mereka tidak mau kalah dan sejak semua orang berfikir hal yang sama, maka sampah mulai berserakan dimana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun