Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Televisi Sontoloyo

25 Februari 2022   16:04 Diperbarui: 19 Maret 2022   12:28 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam hari memang agak susah mencari acara televisi dengan tayangan kartun. 

Setelah lama saya mencari-cari dan tidak muncul, akhirnya saya menyerah. Barangkali kartun memang dipesan khusus untuk tayang di minggu pagi. Bapak juga tahu bahwa minggu siang setelah jatah saya menonton kartun selesai siaran akan di geser ke acara tinju. 

Bapak suka sekali tinju, saya sering memperhatikan mukanya ketika kedapatan jagoannya sedang melancarkan aksi pukul-memukul. Matanya akan melotot sambil giginya saling gigit satu sama lain sampai memperlihatkan punggung gigi berwarna kuning. 

Dan tangannya ikut mengepal seolah ia ada dalam ring tinju sungguhan. Sebenarnya saya belum selesai dengan acara kartun saya, tapi berhubung bapak hanya suka menonton acara tinju dan mengancam akan menjual televisi jika permintaanya tidak dituruti saya putuskan mengalah, toh saya masih bisa lanjut menonton malam-malam.

Setelah sering menonton tinju bersama, saya jadi tahu bahwa bapak dulu adalah seorang jagoan. Dia bercerita tentang teknik-teknik pukulan tinju, apa itu pukulan Jab, apa itu uppercut apa itu Swing, Hook ,Straight,cross dan lain lain sambil memperagakan gerakan gerakan serupa jagoan tinju yang ada di televisi.

Dan setelah saya menerima pelajaran bahasa inggris di sekolah, saya jadi mengerti masing-masing arti dari pukulan itu. Saya akhirnya mulai menyukai tinju dan lebih menikmati acara itu dibandingkan yang sebelum-sebelumnya.

Simbok masih tidak mau turut serta bersama saya menonton televisi di malam hari, bapak juga tidak akan mengerti acara televisi yang mengandung unsur cerita. Pada akhirnya saya menjadi satu-satunya orang yang terjaga di rumah kami.

Saya mulai tau saluran mana saja yang punya acara yang bagus dan pukul berapa acara itu diputar, jadi saya dapat memilih acara yang saya sukai sepenuhnya. 

Saya telah memiliki acara-acara pilihan saya sendiri selain kartun di minggu pagi. Salah satu acaranya bernama Bioskop Transparansi, dari namanya saja saya dapat menjamin bahwa tayangan yang akan di tayangan-kan dalam acara tersebut adalah tayangan-tayangan kelas premium.

Dan selama saya sabar menunggu satu sampai dua tahun saya akan dapat menyaksikan tayangan yang pernah di tayang-kan di bioskop sungguhan.

Berkat bapak saya, saya jadi menyukai tayanngan yang mengandung unsur pukul-pukulan. Tayangan begitu biasanya punya tokoh utama yang tampan dan gagah dan pintar berkelahi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun