Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Riwayat Perempuan Gila

24 Februari 2022   16:55 Diperbarui: 19 Maret 2022   12:12 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest/dawnmercymuhoro.wordpress.com

Sekolah Dasar ditempuh dalam tempo enam tahun, sebelum masuk Sekolah Dasar ada tempo satu tahun bermain di Taman Kanak-Kanak. Setelah tempo enam tahun di Sekolah Dasar lunas, selanjutnya adalah  Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau Sekolah Menengah Pertama atau awam di sebut SMP. 

Berdasarkan Undang-undang Pendidikan Nasional No. 2/1989 warga indonesia wajib melunasi tempo 9 tahun bersekolah, tujuannya demi memberantas buta huruf, belakangan digenapkan menjadi dua belas tahun.

Tentu itu kebijakan yang patut diacungi jempol, leluhur pasti bangga mendengarnya di akhirat sana.

Sebab akan memalukan bagi seorang Presiden suatu negara apabila rakyatnya tidak lancar membaca aksara, apalagi Negara Republik Indonesia yang pemimpinnya saja terkenal cerdas lagi pandai. 

Jika rakyatnya buta huruf bisa-bisa merk pasta gigi pepsodent di baca presiden. Barang kali itulah sebab presiden mengesahkan undang-undang itu. 

Mungkin presiden tahu belaka, jika merk pasta gigi itu bisa mengancam eksistensi presiden di mata rakyat.

Sebab pepsodent dekat sekali dengan rakyat, rakyat selalu butuh pepsodent dan warung di pelosok-pelosok dapat menyediakan setiap saat tanpa perlu repot, tidak seperti presiden yang susah di jangkau rakyat atau minyak goreng yang sekarang saja sudah seperti bahan bakar fosil.

Dulu waktu masih sekolah SD simbok tidak pernah menyuruh saya membeli ini dan itu bahkan minyak goreng atau pepsodent, tapi semenjak masuk SMP simbok mulai berubah, seakan-akan ada negara api yang bakal menyerang.

Simbok mulai berpesan untuk membeli ini dan itu sepulang saya sekolah. 

Tapi lama-lama saya mafhum mengapa simbok menyuruh saya membeli ini dan itu sepulang sekolah. Setelah saya selidiki ternyata simbok memanfaatkan saya, karena ternyata toko sembako langganannya dekat sekali dengan tempat saya bersekolah.

Saya akui sekolah saya sedikit condong ke arah kota, maka dari itu banyak toko-toko nongkrong di dekat sekolah saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun