Mohon tunggu...
Randy Jullihar
Randy Jullihar Mohon Tunggu... Scientist -

A scientist, Father, Husband,Writer, Story teller, Analizer and Open minded reader

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Cloud Atlas", Film Keren tentang Karma dan Reinkarnasi

11 November 2017   16:30 Diperbarui: 11 November 2017   17:21 5363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu malam, saya dan istri berniat untuk menutup akhir pekan dengan menonton koleksi film yang banyak belum tertonton. Pilihan jatuh pada film "Cloud Atlas". Sekilas melihat dari trailer nya, film ini cukup eye catching, menarik untuk ditonton. Tapi saya yakin ini film termasuk film 'mikir' yang akan butuh energi untuk mencerna jalan ceritanya. Tapi karena istri saya juga senang dengan film bergenre serius, akhirnya kita sepakat untuk menonton film tersebut.

            Film ini bercerita mengenai 6 zaman yang berbeda, dengan lokasi dan background alur yang berbeda pula:

      1. Pasifik Selatan (1849)

Bercerita mengenai kisah seorang pengacara Amerika Serikat dalam perjuangan penghapusan perbudakan

      2. Inggris dan Skotlandia (1936)

Kisah musisi gay yang mempertahankan mahakaryanya dari klaim komponis terkenal sekaligus atasan ia bekerja

      3.      San Francisco (1973)

Perjuangan seorang jurnalis yang menghindari beberapa percobaan pembunuhan terhadap dirinya dikarenakan ia menemukan surat-surat dan laporan mengenai teori keselamatan reactor nuklir baru.

      4.      Britania Raya (2012)

Penerbit berusia 65 tahun berusaha kabur dari panti jompo setelah ia mengeruk keuntungan dan membunuh seorang penulis yang bukunya ia terbitkan.

      5.      Neo Seoul, Korea (2144)

Salah seorang wanita hasil rekayasa genetik (klon) yang khusus diciptakan untuk menjadi pelayan berjuang untuk menghentikan eksploitasi daur ulang manusia untuk dijadikan pekerja seperti dirinya

      6.      Pulau Besar (2346)

Seorang dari kelompok masyarakat yang bertahan dari 106 musim dingin setelah kejatuhan , melakukan perjalanan dengan seorang wanita dari kelompok yang masih mempertahakan sisa-sisa teknologi setelah masa kejatuhan untuk mencari Cloud Atlas, sebuah stasiun komunikasi tempat mengirim pesan ke koloni-koloni Bumi .

Film tersebut memang membingungkan, banyak pertanyaan yang muncul sewaktu film tersebut berlangsung. Sampai pada akhirnya istri saya menyebutkan bahwa pemeran wanita pirang yang bercinta dengan musisi gay (1936) adalah Halle Bery. Ternyata benar, itu Halle Berry yang di 'make over' menjadi wanita pirang. Luar biasa, hampir saja saya tidak menyadari hal tersebut. 

Benar-benar berbeda, Halle Berry yang berperan sebagai jurnalis berkulit hitam pada tahun 1973 ternyata berperan juga sebagai wanita pirang pada tahun 1936. Lebih dari itu, dia juga berperan sebagai wanita dari sisa kejatuhan yang mencari cloud atlas pada tahun 2346. Luar Biasa!

Dari situ mulai ada pencerahan terhadap kebingungan cerita film tersebut.

Setiap aktor atau artis yang bermain di film tersebut berperan sebagai multiple karakter" namun karakter yang mereka mainkan berbeda. Ada yang pada zaman pertama dia menjadi seorang lelaki, di zaman berikutnya dia menjadi wanita dan ada pula yang berganti RAS (warna kulit). Hebat! Mereka menipu penonton dengan trik make up nya. Kita lihat beberapa make over yang mampu membuat mulut  menganga:

1.      Jim Sturgess (Orang Inggris menjadi Orang Korea)

2.      Ben Wishaw (Lelaki menjadi wanita)
3. Halle Berry (Wanita kulit hitam menjadi wanita kulit putih)
4.      Dona Bae (Asia menjadi Eropa)

red:Gambar bisa dicari di google

Dan masih banyak lagi, semua karakter berubah menjadi karakter yang lainnya di zaman yang berbeda. Inilah reinkarnasi. Mereka hidup menjadi sosok yang lain di kehidupan sebelumnya atau kehidupan berikutnya. yang menjadi sorotan dalam film tersebut adalah bahwa setiap kebaikan atau kejahatan akan berpengaruh atau kita sebut karma.

Sehingga kejadian yang akan datang dipengaruhi oleh peringai kita di masa lalu. Walau saya sebagai orang islam tidak mempercayai reinkarnasi, ada point yang bisa kita ambil sebagai pelajaran berupa pepatah yang sering kita dengar " Apa yang kita tanam, itu yang kita tuai". Kebaikan akan dibalas kebaikan, begitupula keburukan yang akan berbalas keburukan pula.  

Setelah saya menonton ternyata ada hal yang menarik pula. Tadinya saya berfikir tidak ada koneksi diantara ke 6 cerita di film tersebut, ternyata ada yang menghubungkan nya.  

*Zaman 1849 dengan 1936 dihubungkan oleh jurnal si pengacara yang dibaca oleh si musisi gay

*Zaman 1936 dengan 1973 dihubungkan oleh surat-surat si musisi gay untuk pacarnya yang dibaca oleh si jurnalis

*Zaman 1973 dengan 2012 dihubungkan oleh manuskrip novel berdasarkan kisah hidup si jurnalis yang dibaca oleh penerbit berusia 65 tahun

* Zaman 2012 dengan 2144 dihubungkan oleh video pergerakan cavendis si penerbit berusia 65 tahun yang ditonton oleh wanita hasil rekayasa genetik

* Zaman 2144 dengan 2366 dihubungkan oleh video pesan si wanita hasil rekayasa genetic yang dilihat oleh seorang pria dan wanita dari masa setelah kejatuhan

Alhasil film ini termasuk film yang bakal membekas di fikiran penonton termasuk saya. Film ini ternyata adalah film independent buatan Jerman, bukan film Hollywood. Film ini layak ditonton, khususnya untuk orang-orang yang menyukai film serius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun