Sehingga kejadian yang akan datang dipengaruhi oleh peringai kita di masa lalu. Walau saya sebagai orang islam tidak mempercayai reinkarnasi, ada point yang bisa kita ambil sebagai pelajaran berupa pepatah yang sering kita dengar " Apa yang kita tanam, itu yang kita tuai". Kebaikan akan dibalas kebaikan, begitupula keburukan yang akan berbalas keburukan pula. Â
Setelah saya menonton ternyata ada hal yang menarik pula. Tadinya saya berfikir tidak ada koneksi diantara ke 6 cerita di film tersebut, ternyata ada yang menghubungkan nya. Â
*Zaman 1849 dengan 1936 dihubungkan oleh jurnal si pengacara yang dibaca oleh si musisi gay
*Zaman 1936 dengan 1973 dihubungkan oleh surat-surat si musisi gay untuk pacarnya yang dibaca oleh si jurnalis
*Zaman 1973 dengan 2012 dihubungkan oleh manuskrip novel berdasarkan kisah hidup si jurnalis yang dibaca oleh penerbit berusia 65 tahun
* Zaman 2012 dengan 2144 dihubungkan oleh video pergerakan cavendis si penerbit berusia 65 tahun yang ditonton oleh wanita hasil rekayasa genetik
* Zaman 2144 dengan 2366 dihubungkan oleh video pesan si wanita hasil rekayasa genetic yang dilihat oleh seorang pria dan wanita dari masa setelah kejatuhan
Alhasil film ini termasuk film yang bakal membekas di fikiran penonton termasuk saya. Film ini ternyata adalah film independent buatan Jerman, bukan film Hollywood. Film ini layak ditonton, khususnya untuk orang-orang yang menyukai film serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H