"Ipung adalah seekor capung. Semua capung hanya mempunyai umur sehari saja" Kakek Uya menjelaskan
"Ta.. tapi" Cici tak tahan menangis mendengar penjelasan si Kakek.
"Kakek ingin kita mengambil pelajaran dari Ipung. Ipung mengetahui umurnya yang singkat. Tapi apakah dia Mengeluh? Tidak. Dia berfikir waktunya terlalu berharga kalau hanya untuk digunakan untuk mengeluh. Dia lebih memilih untuk mengisi hidupnya dengan senyuman dan kemanfaatan untuk semua hewan dan manusia yang ada" kata Kakek tersenyum
Cici terharu dan tersadarkan dengan penjelasan si kakek. Seharusnya dia tidak selalu mengeluh dengan apa yang dia miliki
"Aku menyesal selalu suka mengeluh, harusnya aku bersyukur dan bermanfaat untuk yang lainnya" kata Cici kepada Kakek Uya dengan sungguh-sungguh
"Betul Sekali,banyak sekali yang bisa kita syukuri di hidup yang indah ini. Dan kau Cici, kau pun bisa bermanfaat dengan membantu melubangi tanah-tanah untuk menggemburkan tanah. Sehingga tanaman disekitarmu bisa tumbuh dengan suburnya karena tanah yang kau gemburkan itu" Kakek Uya meneruskan penjelasan nya
"Betul sekali kek! Mulai besok aku tidak akan mengeluh dan akan bersemangat bekerja keras menggemburkan tanah. Sehingga semua tanaman akan tumbuh subur dan bermanfaat untuk orang-orang dan hewan-hewan yang menggunakan atau memakan tanaman tersebut" Kata Cici dengan semangat dan ceria.
Cica dan Kakek Uya kemudian berjalan pulang ke rumah nya. Mereka mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal kepada Ipung yang sudah mengajarkan tentang bersyukur dan indahnya kehidupan dunia ini dengan saling member manfaat. Mulai dari hari itu, Cici tidak pernah menyerah dan selalu bersemangat untuk menolong dan member manfaat kepada siapapun yang membutuhkan nya. Cici pun selalu hidup bahagia karena melakukan itu semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI