Ia menatap tajam dua pemuda yang mengusiknya di tengah malam, dan dengan suara menggema-gema, dalam dan kering karena penderitaan, ia buka suara,
"Ocean dan Sky.."
Kedua pemuda itu berpandang-pandangan, ketakutan spontan melanda mereka.
"Aku telah menunggu kalian. Lamaaaa sekali...."
Suara lelaki tua yang seram, dengan timbre seperti makhluk-makhluk dunia lain dalam mimpi buruk.
"Darimana ia bisa tahu nama kita?" Sky masih mencoba menatap ke depan sambil mengacungkan senapan.
"Entahlah. Kok aku... Ayo kita pergi saja!" usul Ocean, ia merasa ragu bila harus menembak sosok makhluk hidup atau siapapun itu, dan memilih untuk undur diri saja.
Akhirnya mereka berbalik dan lari tunggang langgang tanpa sempat melihat jelas apalagi menembakkan senjata yang mereka bawa.
Tak lagi ingat atau melihat tali pemandu, mereka spontan menjauh dan malah jadi terpisah di perempatan lorong terdekat.
Makhluk itu tertinggal begitu saja, dan ia tak berniat mengejar.
"Tentu saja aku tahu nama kalian. Aku ayah kalian."