"Aku akan menjaganya bila ia ketemu. Si Tua tak boleh menyakitinya lagi!" baru kali ini Earth memiliki rasa empati yang tebal terhadap manusia-manusia dunia atas.
Dalam hatinya, ia mulai merasa hangat. Kedekatannya dengan Emily membuat hatinya yang selama ini dingin mulai cair. Namun ia belum terlalu bisa mengendalikan diri. Dendam dan jejak 'kutukan' yang telanjur berakar kuat di dalam dirinya bisa meluap sewaktu-waktu.
Sementara itu, Ocean dan Sky masih berjalan terus menelusuri Lorong Bawah Tanah. Mereka memastikan tali pemandu terulur terus, memberikan mereka jejak untuk kembali.
Hingga mereka tiba-tiba kembali mendengar raungan, desahan, atau suara apapun itu.
"Ahhhhh.."
Semakin dekat, mendatangi mereka perlahan-lahan dengan langkah terseret-seret dalam air berlumpur.
"Itu dia suara si Makhluk Misterius!" sorak Sky antara senang dan juga terkejut.
"Ssstt... tenang!" peringat Ocean, "bila kita berisik, dia takkan berani keluar."
Mereka memandang ke depan, tak terlalu jauh, hanya beberapa meter saja.
Sudah terlambat!
Sesuatu sebesar dan setinggi manusia, namun sangat kotor dan bau serta berwarna kusam kehitaman, memunculkan diri di hadapan mereka.