Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 51: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

12 Juli 2023   08:22 Diperbarui: 12 Juli 2023   08:24 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sementara Ocean masih berkuda menuju ke mercusuar, Emily dan Sky yang masih menunggu dengan cemas di puri merasa perlu melakukan sesuatu.

Keduanya menunggu di lounge, Sky mondar-mandir gelisah, sementara sesekali terdengar gema raungan seseorang tak jelas namun cukup menakutkan. Beda dengan yang dahulu-dahulu. Ini seperti suara berat seorang pria tua atau kakek-kakek.

"Ahhh, Sky, aku tahu puri ini terjaga baik saat ini, tapi mengapa aku merasa, bila kita berada di sini saja tanpa berbuat apa-apa adalah sesuatu yang salah!" Emily berusaha keras menutup telinganya walau suara itu masih terus awet terngiang-ngiang dalam ingatan.

"Betul, apa sebaiknya aku turun sendiri ke Lorong Bawah Tanah dan membereskan makhluk apapun itu?" ucap Sky. "Sebenarnya di puri ini ada cukup persenjataan untuk berperang sekalipun. Senjata tajam maupun senjata api. Hanya saja kami merahasiakannya agar tak terjadi pertumpahan darah.."

"Aduh, jangan, Sky! Aku tak ingin kalian terluka apalagi bila sampai terbunuh!" Emily bergidik ngeri.

"Iya, tapi tetap saja aku harus membereskan sesuatu itu, tak bisa tidur rasanya bila ia terus meraung seperti serigala jadi-jadian dan apalagi bila ia sampai terlepas dan  berhasil menemukan jalan ke atas sini seperti monster-monster di film horor."

Sky mendekati salah satu sisi tembok di lounge yang dihiasi lukisan zaman dahulu, meraba salah satu sisi pigura, dan menggesernya dengan mudah. Di dalamnya ternyata ada beberapa pucuk senjata laras panjang.

"Senapan?" Emily bertambah takut.

"Ya, aku akan turun lagi sendiri ke bawah sana dengan senter dan tali penunjuk jalan juga masker dan senapan ini, agar aku bisa segera membunuh makhluk itu!"

'Aduh, bagaimana mungkin aku bisa mencegah Sky?' Emily merasa kelu, tak dapat berbuat apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun