Ucapan terima kasih terakhir zombie tak dikenal itu membuat Maharani gemetaran. Apakah antivirus inovasi Kenneth ini berhasil? Rani melihat bahwa hasilnya sama persis seperti remaja tanggung yang ia bersihkan beberapa waktu sebelumnya. Tak ada lagi tanda-tanda kehidupan dari zombie pria tua yang kini terdiam di kakinya. Perlahan sekali dengan ujung sepatunya Rani mengetes, sedikit menyenggol jasad itu.
Astaga, betul, sepertinya antivirus itu telah bekerja dengan baik! Rani bersyukur, segera mundur perlahan-lahan sekali dan menyingkir ke samping untuk bersiap-siap kembali melanjutkan perjalanannya.
Akhirnya Rani bisa juga pergi, tak lupa mengeluarkan pentungan polisi yang ia miliki dari ransel just in case apabila sesuatu yang tak diinginkan terjadi kemudian.
***
Astaga, apakah para survivor menjaga pompa bensin itu hanya demi kepentingan pribadi mereka dan takkan berbagi suplai bahan bakar dengan siapapun termasuk kami? Leon masih menduga-duga apa yang akan terjadi apabila ia dan rombongan 'go downtown' di bawah pimpinan Kenneth menampakkan diri, 'Kelihatannya aku akan mencoba menjadi pahlawan agar kami tak pulang ke kompleks dengan tangan hampa.
Leon akhirnya memunculkan diri dan berjalan menuju pompa bensin itu. Apapun yang terjadi, aku harus coba!
"Hei, berhenti! Siapa di sana?"
"Jawab, atau akan kami tembak!"
Kelompok itu tak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Leon tak sedikitpun buka suara maupun menghentikan langkahnya.
Sementara itu dari kejauhan, rombongan Kenneth, total berjumlah 18 orang, juga semakin mendekat. Dokter itu tak butuh waktu lama untuk menyadari jika sosok yang sedang berjalan sendiri menuju ke tempat tujuan mereka bersama adalah Leon Delucas!
Astaga, itu Leon! Di mana gerangan Nona Maharani? Mengapa kau sendiri saja? And what the hell are you doing?