"Lihat, ini sesuatu yang kita sudah tunggu-tunggu. Meski harganya tak ternilai, setara pengorbanan Rev. James, kuharap suatu saat nanti bisa kita ungkap kepada dunia."
"Akta pernikahan resmi kita!" Rani duduk menyandarkan punggung di divan sementara Orion membuka sepucuk surat berharga bertuliskan nama mereka.
"Ya. Dengan Rose, aku bahkan tak pernah melihat surat seperti ini. Ia selalu berkelit, berkata bahwa akta tidaklah penting. Dengan terbitnya benda ini kita adalah suami-istri yang sah!" Orion mengeluarkan dua benda logam bundar tipis berkilau.
"Astaga! Cincin pernikahan kita!" Rani terkesima, "Rev. James sejauh ini datang mengantarkan semua ini untuk kita?"
"Ya. Izinkanku mengenakannya di jari manismu... walau untuk beberapa saat saja!"
"Tentu saja... ini sangat mendebarkan dan mengharukan!" Rani menahan napas ketika suaminya itu mengenakan cincin yang lebih kecil ke jari manisnya nan lentik.
"Dan kau yang mengenakan cincin yang satu lagi ini ke jariku!" Orion tersenyum, meskipun sangat sukar untuk berbahagia sepenuhnya saat ini.
Rani melakukannya dengan sedikit gemetaran. Jari manis Orion panjang dan jenjang, sangat pas dengan cincin yang istrinya pasangkan.
"Dengan ini, Orion Benjamin Brighton dan Maharani Putri Cempaka telah resmi menjadi sepasang suami istri sesungguhnya meskipun tanpa saksi!" Orion meraih tangan Rani dan menggenggamnya, mengecup mesra bibir sang pengantin wanita lalu mendekapnya erat-erat.
"Aku tak tahu apakah aku harus berbahagia atau malah bersedih. Tetapi dengan adanya dirimu di sisiku, aku sudah sangat berbahagia..."
Tetiba pintu diketuk!