Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 78)

26 April 2023   10:39 Diperbarui: 27 April 2023   05:35 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi desain pribadi

Mandi, berpakaian rapi, lalu... mencari Rani? Jantung Orion berdebar-debar. Tadi siang setelah energi ponselnya penuh, berkali-kali ia mencoba menelepon Rani tetapi tak juga diangkat. Ia masih belum tahu nasib sang guru masih yang tak menentu pasca melihat keadaan Russell.

Mungkin Rani tak apa-apa, Henry saja tak memberi informasi atau berita lain. Sebaiknya aku segera bersiap-siap agar keluarga Delucas tak mencurigai ketidakhadiranku setelah 24 jam absen dari semua kegiatan. Sekarang yang terpenting adalah mengetahui semua perkembangan terbaru... serta melihat Rani dengan mata kepalaku sendiri!

***

"Bagi tamu-tamu kita nanti telah dipersiapkan sebidang lahan kamp khusus di area perkebunan tak terpakai. Kuharap tak ada seorangpun dari kita kelak mendekat atau coba-coba berkomunikasi dengan mereka. Semuanya termasuk orang luar atau tak dikenal, tak ingin melewati rangkaian pemeriksaan kesehatan. Jadi demi keselamatan kita semua, kumohon untuk tetap menjaga jarak dan selalu waspada!"

Lady Rosemary masih terus memberi briefing di podium saat Orion muncul di pintu utama main hall. Sang penguasa kompleks Delucas untuk sesaat kehilangan kata-kata saat melihat suaminya turut hadir dan memilih duduk di kursi depan, di sebelah Leon, dokter Kenneth dan Grace. Namun ia tak panjang-panjang 'terpesona', hanya berdeham, lalu menyambut seformal mungkin. "Syukurlah, puji Tuhan, malam hari ini suamiku tercinta Tuan muda Orion Delucas telah kembali ke kompleks dan tentu akan dengan senang hati ikut membantu kita melewati masa-masa yang sukar ini."

Maharani juga hadir, duduk di tengah sedikit jauh dari deretan tempat berkumpul keluarga Delucas, bergabung dengan belasan pegawai sesama guru privat. Orion! sedari awal menyadari kehadiran pemuda itu, tak ayal Rani merasa gugup sekaligus begitu lega. Meski belum ada komunikasi, ia tahu suami rahasianya baik-baik saja.

"Baiklah, izinkan aku melanjutkan. Nanti saat tamu kita datang, kita tak usah menyambut. Besok pagi-pagi sekali akan diadakan kegiatan darurat yang tamu kita tak perlu tahu atau ikut campur. Semua pria dewasa diharapkan ikut serta. Kita akan bersama-sama berpatroli, mencari tambahan bahan bakar minyak dan cadangan energi."

Dokter Kenneth seketika berdiri, kelihatannya kurang setuju, "Maafkan intervensiku, Milady. Kurasa tindakan itu belum perlu, juga sangat berbahaya. Kita bukan tentara, sedangkan di luar sana situasi sangat tidak menentu!"

Lady Rose tak perlu waktu lama untuk berpikir sebelum menjawab, "Jadi Anda rela membiarkan kompleks kita gelap tanpa penerangan, hanya menyalakan listrik di Lab Barn saja dan tak ingin pagar-pagar listrik dan fasilitas pengamanan kompleks bekerja sebagamana mestinya?"

Dokter Kenneth kelihatan kesal, namun tak mampu membantah. "Baiklah, namun risiko dari misi ini bukan tanggung jawab kami. Aku hanya seorang dokter keluarga dan... peneliti." Kata terakhir diucapkannya sambil memandang Orion yang kelihatannya tak mendukung siapa-siapa, "Bukankah Anda sudah mengalami sedikit gejala Octagon, Tuan Delucas?"

"Aku? Kurasa... ya. Tidak begitu yakin, namun kemarin kurasa sesak, lapar dan haus luar biasa disertai panas dingin dan lemas. Syukurlah tadi pagi gejalanya berkurang. Mungkin diriku masih dilindungi sebentuk mujizat." Orion tak bermaksud memihak Kenneth, hanya menceritakan pengalamannya sesingkat mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun