***
Orion tak bisa tidur lagi malam itu. Suasana lama hening kembali setelah beberapa menit bunyi sirene dan pengumuman dari speaker berakhir. Bukannya tenang, kesunyian yang menyusul malah jauh lebih mencekam.
Apa yang terjadi di luar sana? Apakah semua staf Lab Barn akan segera kembali?
Tetiba pemuda itu mendapat ide. Baterai ponselnya tinggal sedikit, namun ia ingin menyalakan dan menghubungi Maharani. Begitu ponsel aktif, langsung masuk puluhan chat dari Rose. Tentu saja Orion tak berminat membuka, apalagi membalasnya.
Angkat, Rani. Kau ada di mana? Telepon tak diangkat, chat tak dibalas.
Tadinya Orion ingin mematikan lagi, namun sekonyong-konyong ponselnya bergetar. Panggilan masuk dari Rani!
"Orion, kau baik-baik saja?"
"Ya! Aku di sini! Kau baik-baik juga?" Pemuda itu hampir menangis lega.
"Syukurlah. Yes, I'm fine. Besok aku akan ke sana. Aku belum caranya, namun akan kucoba. Luvya. Bye for now."
Rani langsung mematikan ponsel. Nada suaranya tadi tak terlalu mesra, apakah ia sedang bersama orang-orang? Siapa saja dan apa yang sedang terjadi? Namun Orion tak peduli. Baginya mengetahui Rani baik-baik saja sudah lebih dari cukup. Orion sedang menimang ponsel, tersenyum sendiri ketika tiba-tiba...
"Aaaaaaargh!"