"Mau apa Anda datang kemari, 'Reverend' Edward Bennet?"
Pria itu tak langsung menyahut. Ia erat menggenggam sesuatu di dalam saku jubahnya. Rose menyipitkan mata, Sepucuk senjata? Sepertinya ia takkan segan-segan mengeluarkan dan menggunakan benda itu jika merasa terdesak. Ia turut bersiaga atas segala kemungkinan.
"Selamat dini hari, Lady Rosemary Delucas. Syukurlah, ternyata Tuhan masih mengizinkan pertemuan kita kembali. Maafkan semua kejutanku di tengah krisis akhir dunia ini! Hanya ingin bertanya, mengapa Anda belum memberi respons baik pada permintaan mudah dan tak seberapa artinya bagi orang sehebat Anda, dari hamba Tuhan yang miskin dan sederhana ini?"
"Cih!" cibir Rose, "Kita memiliki perjanjian bermaterai di atas kertas. Dan ingat," Rose mendekat namun masih memberi jarak beberapa meter dari pagar, lalu berkata sepelan mungkin hingga hanya Edward yang bisa mendengarnya, "Anda bukan orang yang bisa memerasku semudah yang Anda kira. Aku bukan tipe wanita lemah dan pengecut yang bisa dipermainkan pendeta palsu sepertimu, camkan itu!"
Edward hampir tergelak, lalu membalas dengan suara yang sama pelannya, "Keberatan dengan permintaan sederhanaku? Aku tinggal membuka semua tentang yang kita tuliskan, agar seluruh anggota keluargamu tahu. Lalu Anda akan ditinggalkan oleh 'dia', well, apakah itu hal yang Anda inginkan?"
Rose menggeram. Rasanya ingin dikeluarkannya Magnum yang juga ia genggam erat dalam saku jaket, langsung menghadiahi pendeta palsu itu sebutir timah panas sebelum ia menyadarinya. Tanpa suara, tanpa kehebohan, karena senjata kecil itu sudah diberi peredam. Namun CCTV-nya sendiri akan merekam, lalu ia juga akan ditangkap yang berwenang karena telah membunuh 'orang tak berdosa' yang bukan suspek Octagon! Jadi, Edward tak mungkin ia bisa 'sentuh' setidaknya di bawah pandangan mata banyak saksi dini hari ini.
Rose menggeram sambil menggigit bibir, "Katakan saja apa maumu..."
"Baiklah! 24 jam lagi, akan kubawa keluarga dan orang-orangku dari Chestertown untuk menumpang hingga krisis berlalu di kompleks Anda. Well, anggap saja, Anda memberikan suaka dan berkat bagi pendeta yang telah menikahkan Anda!" Edward berseru cukup keras seolah ingin semua saksi mata mendengar.
"Huh, berbagi denganmu?" Rose yang sedari awal tak ingin ada orang asing masuk, serta-merta menolak, "Tidak! Aku tak ingin ada kluster lokal Octagon-33 di sini! Kalian pergi saja ke pedalaman perbukitan dan berkemah di sana! Tak ada tempat untuk kalian semua, maaf, aku tak ingin tragedi seperti kluster Hexa-19 terjadi di sini!"
Rose berbalik hendak pergi, namun Edward masih belum puas berbicara, "Lady Rose, no need to worry, just don't make an unwise decision too fast! Pikirkan dulu baik-baik! 24 jam lagi aku akan datang, waktunya masih lama sekali! Ingat, nasib pernikahan Anda ada di tanganku! Selamat dini hari, God bless!" Edward melambaikan tangan, lalu kembali naik ke mobilnya.
Pria itu berlalu santai, pergi begitu saja, menghilang secepat ia datang.