Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 50)

28 Februari 2023   08:02 Diperbarui: 28 Februari 2023   08:15 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syukurlah, aman!

Orion masuk kamar tidurnya dengan langkah-langkah berat, mengunci pintu, dan mendesah lelah. Ia tak pernah merasa sedemikian lemah tak berdaya. Setelah perjalanan pergi-pulang dengan Maharani, melalui pernikahan dadakan dan 'jam madu' mereka yang singkat, kini yang pemuda itu inginkan hanya ingin tidur dan tidur.

Dilepaskannya semua yang ada pada tubuhnya, lalu dimasukinya bath tub besar berisi air dan busa hangat. Sebetulnya ia enggan melepas jejak keringat Rani yang menempel di tubuhnya. Ia suka wangi pengantin wanitanya, manis, lembut dan eksotis. Sayangnya, Orion merasa kecerobohan terakhir yang ia lakukan telah merusak segalanya. Kontak fisik dengan sosok tak dikenal itu... astaga, kuharap bukan sebuah kesalahan besar!

Sambil berendam membersihkan diri, direkreasikannya semua sentuhan Rani di tubuhnya. Dengan mudah mereka saling memiliki, dan entah kapan bisa terjadi lagi. Orion sangat suka melakukannya. Terasa seperti pertama kali, tak pernah menjemukan.

Astaga, Rani. Semoga kita dapat terus bersama setelah semua yang terjadi. Aduh, I feel a bit under the weather. I don't know why, I never feel like this. Apakah aku demam? Aku harus tidur. Memulihkan diri secepatnya. Jangan sampai seperti almarhum papa yang terserang Hexa.

***

Tak lama, fajar merekah di ufuk timur. Berbeda dengan pagi-pagi hari kemarin, dunia Ever takkan pernah sama lagi.

Perbukitan Chestertown terlihat sangat lengang. Tak terdengar kicau burung-burung di hutan maupun kokok ayam jago di peternakan. Hanya deru angin yang cukup kencang menerbangkan dedaunan musim gugur ke segala penjuru.

Di kejauhan menjelang area kompleks Delucas, seorang pria penduduk lokal nekat turun ke jalan. Entah karena tak tahu atau memang peduli pada keadaan.

Pria itu menyandang senjata laras panjang. Bukan hal yang aneh atau dilarang di daerah ini. Hewan-hewan liar terkadang muncul dari hutan, jika merasa terganggu mereka bisa saja menyerang manusia.

Dua orang aneh di jalan yang semalam didekati Orion ternyata masih berkeliaran di spot yang sama, yang satu masih terbaring diam di jalan raya. Pria lokal bersenjata itu tadinya tak peduli. Ia terus berjalan lewat secepatnya tanpa ingin melihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun